BETANEWS.ID, JEPARA – Ratusan Petani dari Dukuh Duplek dan Pendem, Desa Sumberrejo, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara menggelar aksi demo menolak galian tambang C ilegal dari CV. Senggol Mekar GS.MD, Jumat (10/2025).
Ratusan petani tersebut menggelar aksi demo dari lokasi tambang menuju Kantor Balaidesa Sumberrejo. Mereka berjalan kaki sambil melakukan orasi menolak keberadaan tambang galian ilegal.
Koordinator Aksi, Suwarjan, mengatakan, mereka menolak aktivitas galian tambang ilegal tersebut karena lokasi pertambangan yang berada di atas aliran sungai Bendungan Pasokan.
Baca juga: 16 Ekor Sapi di Jepara Terindikasi Terjangkit PMK
Jarak aktivitas tambang dengan bendungan juga hanya sekitar 20 meter, sehingga limbah tambang masuk ke bendungan.
“Kami khawatirnya dalam waktu satu tahun dimungkinkan bendungan sudah rata sehingga tidak bisa menampung air lagi. Pemilik tambang ini juga tidak bertanggung jawab karena limbah tambang ini membuat pendangkalan Sungai Ngorono dan masuk dalam jaringan irigasi primer Bendungan Pasokan yang merugikan para petani,” katanya.
Selain itu, mereka aktivitas galian tambang tersebut juga berlokasi di atas permukiman warga, sehingga warga khawatir keberadaan tambang bisa menimbulkan bencana alam longsor dan banjir.
“Kemudian getaran dari aktivitas alat yang digunakan juga merusak rumah warga dan menimbulkan debu,” tambahnya.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bisa melihat hal tersebut dan memberi perlindungan kepada petani dan warga masyarakat.
Baca juga: Alokasi Dana Desa 2025 di Jepara Rp213 M, Desa Karanggondang Terbanyak
Setelah melakukan orasi, Petinggi Desa Sumberrejo, Ahmad Fakih, mau menandatangani surat pernyataan menolak tambang galian C yang beroperasi di Dukuh Toplek dan Pendem. Dalam surat pernyataannya, ia ikut menolak karena aktivitas galian tambang ilegal memiliki banyak dampak buruk bagi lingkungan.
“Penutupan dilakukan dengan alasan terlalu dekat dengan permukiman warga, sumber air bersih, dan bendungan pasokan yang digunakan untuk pengairan lahan pertanian di desa clering.
Saya juga siap utnuk mendampingi menutup aktivitas tambang ke jenjang kabupaten dan provinsi,” katanya.
Editor: Ahmad Muhlisin