31 C
Kudus
Rabu, Januari 15, 2025

Si Merak lan Angin Dalu: Potret Kesepian Aktor Teater di Usia Senja

BETANEWS.ID, KUDUS – Di bawah temaram Rumah Khalwat Balai Budaya Rejosari (RKBBR), Kecamatan Dawe, Kudus, seorang pria meratapi hidupnya. Mengenakan setelan jas lengkap dengan dasinya, pria itu mengoceh atas kesepian hatinya, kesendiriannya di usianya yang sudah 68 tahun. 

Sebotol minuman beralkohol jadi penghangat jiwanya. Serta sebatang rokok jadi teman meratapi hidup di penghujung karier sebagai seorang pelakon pentas. Tak ada lagi penggemar yang peduli. Di usia senjanya dan dalam kesepian, sang aktor seolah dihantui Izrail yang akan mencabut nyawanya. 

Hanya seorang pronter yang seolah terpaksa mendengarkan keluhan dan cerita jumawa di masa kejayaan sang  aktor pentas. Itulah, sepenggal adegan drama bahasa Jawa dengan lakon Si Merak lan Angin Dalu yang dipentaskan oleh GMT Jogjadrama.

-Advertisement-

Baca juga: Juri FTP: ‘Kualitas Teater Pelajar di Kudus Tak Kalah dengan Jakarta’

Sutradara pentas, Ahmad Jalidu, menyampaikan, drama lakon Si Merak lan Angin Dalu ini diadaptasi dari naskah Nyanyian Angsa karya Anton Chekhov (Rusia), kemudian dialihkan ke Bahasa Jawa. 

“Setelah diBahasa-Jawakan, karena kami berbasis di Jogja dan pertama kali karya ini dipentaskan di Jogja, sehingga kemudian ada beberapa hal yang menurut kami perlu disesuaikan,” ujar Jalidu saat ditemui sebelum pentas di RKKBR, Jumat (27/12/2024) malam. 

Dia mengungkapkan, isu yang diangkat dari pementasan lakon Si Merak lan Angin Dalu ini masih sesuai dengan di dalam cerita Nyanyian Angsa. Lakon ini bercerita tentang seorang aktor teater yang sudah sepuh dan dalam kariernya tidak mencapai puncak. 

“Walaupun di masa muda sang aktor ini sangat spesial. Karena mengalami beberapa hal, sehingga sang aktor tidak berada di puncak. Sang aktor ini hidup sendiri tidak punya pasangan,” bebernya.

Baca juga: Subversif dan Kritik Suara Mayoritas ala Teater Tigakoma FKIP UMK

Lakon ini, lanjutnya, adalah dialog yang berlangsung pada suatu malam seusai sebuah pementasan. Jadi sebenarnya, lakon ini seperti menunjukkan sisi sunyi kehidupan sang aktor.

“Walaupun sang aktor mendapatkan tepuk tangan, mendapat apresiasi dari penonton, tetapi merasa terasing,” jelasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER