BETANEWS.ID, KUDUS – Fraksi Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kudus mengapresiasi petani dan peternak milenial yang berdedikasi ikut meningkatkan ketahanan pangan.
Upaya mereka ini jadi pelecut Fraksi Gerindra berjanji menjembatani komunikasi dengan dinas maupun kementerian terkait untuk memastikan perhatian dan bantuan yang lebih optimal.
Menurut Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kudus, Valerie Yudistira Pramudya, meski memiliki peluang besar, komunitas pertanian ini merasa masih minim pendampingan dari dinas terkait. Makanya, dia menegaskan pentingnya petani memperkuat mindset ketahanan pangan.
Baca juga: Fraksi Gerindra Minta Pemkab Kudus Fokus Ciptakan Entrepreneur hingga Regenerasi Petani
“Jadi mari untuk tidak hanya mengandalkan bantuan, tetapi juga memperkuat peran dalam program-program ketahanan pangan lokal,” tegasnya dalam audiensi bersama petani dan peternak milenial di kantornya, Jumat (15/11/2024).
Dalam audiensi itu, Valerie bersama Komunitas Hidroponik Kudus, peternak milenial, dan Muria Farm membahas berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi para petani dan peternak muda, khususnya terkait produksi pangan di Kabupaten Kudus.
“Hari ini sifatnya audiensi umum, dan saya masih harus banyak mendengar potensi anak-anak muda di Kudus. Anak muda tidak perlu malu untuk menjadi petani,” ujar Valerie.
Dalam pertemuan itu, Valerie mendapatkan informasi klasifikasi kemitraan yang dijalankan para petani hidroponik di Kudus. Beberapa kemitraan tergolong kecil dengan kapasitas produksi 20 kilogram per bulan, ada pula yang berskala sedang dengan jumlah produksi 20-30 kilogram per pekan.
“Ada juga kemitraan besar mencapai kapasitas produksi hingga 100 kilogram per hari di empat lokasi, dengan harga kemitraan mencapai sekitar Rp25.000 per kilogram. Untuk hasil pertanian ada sayur dan buah-buahan,” ujar Valerie.
Dia mengungkapkan, untuk produksi sayur jenis selada sudah terbilang tinggi dihasilkan oleh para petani milenial, yakni mencapai 150-200 kilogram per hari. Permintaan pasar untuk sayur jenis tersebut juga cukup stabil.
Baca juga: Disdag Pastikan Persediaan dan Distribusi Pupuk di Kudus Aman
“Oleh karena itu, petani milenial di Kudus lebih fokus pada budi daya selada. Sementara untuk buahnya, fokus pada melon. Keduanya ditanam dengan metode hidroponik. Komoditas ini dijual ke berbagai wilayah Muria Raya, di antaranya Demak, Kudus, Jepara, dan Pati,” bebernya.
Tadi juga ada salah satu peserta dari peternak milenial, menyoroti potensi teknologi pakan ternak berbasis sumber daya lokal. Seperti pakan dari enceng gondok yang melimpah di sungai-sungai sekitar.
“Menurut mereka, inovasi ini tidak hanya dapat mengurangi masalah enceng gondok, tetapi juga menjadi subsidi lokal bagi para petani dan peternak di Kudus,” sebut Valerie.
Editor: Ahmad Muhlisin