31 C
Kudus
Rabu, Desember 11, 2024

Kampung Budaya Piji Wetan Berdiri untuk Revitalisasi Ajaran Sunan Muria

Di lereng Gunung Muria, tepatnya di Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, terdapat sebuah tempat yang menjadi saksi hidup dari kekayaan tradisi dan budaya. Kampung tersebut adalah Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW), sebuah tempat yang unik dan penuh cerita. Di kampung ini, masyarakat tidak hanya menjalani kehidupan sehari-hari, tetapi juga terus menghidupkan seni, tradisi, dan nilai-nilai luhur khususnya ajaran dari Raden Umar Said, atau yang lebih dikenal sebagai Sunan Muria.

KBPW seolah mengajak siapa pun yang datang untuk kembali pada akar budaya. Masyarakat Piji Wetan percaya bahwa seni bukan sekadar hiburan, melainkan cara untuk mengenalkan identitas dan kebanggaan pada generasi muda. Bukan hanya seni pertunjukan, desa ini juga terkenal dengan seni rupa dan aktivitas budaya lain seperti batik maupun pembuatan kerajinan dari bambu.

Ahmad Zaeni atau yang akrab disapa Jesy, salah satu inisiator KBPW, menceritakan bahwa awal mula KBPW adalah dari guyonan atau candaan kecil yang ternyata berkembang menjadi sebuah kenyataan. Ia pertama kali mengikuti lomba cerita budaya yang diadakan oleh Kemendikbud dan mulai menggali sejarah Desa Lau. Dari penelitian sederhana itu, Jesy dan kawan-kawan menemukan kekayaan nilai ajaran Sunan Muria, seperti pager mangkok dan tapa ngeli, yang mengajarkan cara hidup harmonis dan mengarungi zaman tanpa terjebak arus negatif.

-Advertisement-

Baca juga: Lestarikan Punden dan Belik di Muria, Kampung Budaya Piji Wetan Bakal Dirikan Museum Folklor

Jesy menjelaskan, pager mangkok adalah ajaran Sunan Muria untuk menjaga masyarakat dengan cara memberikan cinta dan kepedulian, sementara tapangeli berarti beradaptasi dengan bijak terhadap perkembangan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai dasar. Nilai-nilai ini yang kemudian menjadi landasan bagi berdirinya KBPW sebagai ruang edukasi budaya dan komunitas.

“Perjalanan KBPW sendiri berawal dari ‘kriwikan dadi grojogan’, atau guyonan yang berbuah nyata. Piji Wetan dan Piji Kulon, dulunya dua daerah terpisah sungai. Sungai itu, konon, dulu mengalir dari barat ke timur, membagi desa ini menjadi dua. Sekarang, batasnya utara-selatan.  Itulah asal-usul nama Piji Wetan yang kini menjadi bagian Desa Lau dan Piji Kulon, yang masuk Desa Piji,” terang Jesy, saat ditemui di KBPW, belum lama ini.

Redaksi
Redaksi
Beta adalah media online yang lahir di era digital. Berita yang disajikan unik, menarik dan inspiratif. Serta dikmas dalam bentuk tilisan, foto dan video.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
149,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER