BETANEWS.ID, JEPARA – Angka partisipasi pemilih dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Jepara 2024 hanya 65 persen. Artinya, ada 35 persen warga yang masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) memilih untuk jadi golongan putih (golput).
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jepara, Ris Andy Kusuma, mengatakan, jumlah ini turun sekitar 8 persen dibanding Pilkada 2017 yang mencapai 73,9 persen.
Meskipun partisipasi dalam Pilbup turun, tapi jumlah partisipasi dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah naik. Jumlah partisipasi pemilihan mencapai 65 persen. Jumlah ini naik 4 persen dibandingkan Pilgub 2018 yang hanya 61,5 persen.
Baca juga: Wiwit-Hajar Unggul Telak, Raih 80,89 Persen Suara Versi Internal di Pilkada Jepara
“Partisipasi ini kami hitung dari jumlah kehadiran pemilih di tempat pemungutan suara (TPS),” katanya, Kamis, (28/11/2024).
Lebih lanjut ia mengatakan, sebelumnya KPU Jepara telah berupaya meningkatkan partisipasi pemilih melalui berbagai agenda sosialisasi dan pendidikan pemilih. Salah satunya yaitu menggelar tiga kali debat publik untuk pasangan calon. Namun, kehadiran ke TPS merupakan hak dan keputusan warga yang tidak bisa dipaksakan.
Usai pelaksanaan pemungutan suara pada Rabu (27/11/2024), pihaknya saat ini sedang menyiapkan rekapitulasi tingkat kecamatan. Saat ini semua data dari seluruh TPS di Kabupaten Jepara sudah terpublikasi di website KPU.
Rencananya rekapitulasi akan mulai dilaksanakan pada Jumat (29/11/2024) untuk Kecamatan Karimunjawa. Sedangkan, kecamatan lainnya dimulai pada Sabtu (30/11/2024). Selanjutnya, rekapitulasi tingkat kabupaten maksimal dilaksanakan pada Jumat (6/12/2024).
Baca juga: DPRD Jepara Lantik Tiga Anggota PAW, Dua Nyalon Pilkada Satu Meninggal
“Kami siapkan rekapitulasi tingkat kecamatan hingga kabupaten, baru setelah itu dilanjutkan tahapan penetapan bupati dan wakil bupati terpilih,” katanya.
Turunnya angka partisipasi pemilih tersebut, menurut Edi Susanto, Panitia Pemungutan Suara (PPS) dari Desa Parang, Kecamatan Karimunjawa, karena masyarakat banyak yang masih melaut. Karena kebanyakan warga Karimunjawa berprofesi sebagai nelayan.
“Mereka, kan, banyak yang melaut. Kalau pergi melaut bisa sampai 1 minggu. Jadi kalau sehari belum dapat ikan, ya, dilanjut sampai beberapa hari,” katanya melalui sambungan telepon.
Editor: Ahmad Muhlisin