31 C
Kudus
Jumat, Oktober 4, 2024

Pemkab Kudus Gandeng USAID IUWASH Tangguh Atasi Persoalan Sanitasi di Kudus

BETANEWS.ID, KUDUS – Siang itu, hujan mengiringi kedatangan rombongan dari CoR USAID dan Chief of Party USAID IUWASH Tangguh ke Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kudus. Pada kunjungan tersebut, mereka memberikan pelatihan tentang pola hidup sehat khususnya terkait sanitasi air. Tak hanya itu, Warga Desa Klumpit juga diberi pemahaman tentang membuat jamban yang benar, agar tidak mencemari lingkungan.

Puluhan warga di sana tampak antusias, tawa riang terpancar dari wajah seorang pria saat diberi kesempatan untuk simulasi. Pria itu adalah Sugih Dwi Santoso (53), ia dengan semangat mengulang penjelasan alur pembuangan jamban yang benar.

Baca Juga: Cegah Rabies, Dispertan Kudus Beri Vaksin Hewan Gratis di Puskeswan Gebog

-Advertisement-

“Ini tadi kami diajarkan tentang mengelola tinja biar tidak mencemari lingkungan. Kami sangat senang dengan adanya program ini. Warga juga semangat dan antusias. Kami senang jika diajak hidup sehat,” ungkap warga RT 02 RW 01, Dukuh Pedak, Desa Klumpit itu, Rabu (25/9/2024).

Ditemui usai acara, Trigeany Linggoatmodjo, perwakilan dari USAID Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya melalui program USAID IUWASH Tangguh, kini menjadikan Kabupaten Kudus sebagai daerah dampingan terbarunya dalam upaya meningkatkan akses air minum dan sanitasi aman. Mereka bekerja sama dengan Djarum Foundation dan Pemerintah Kabupaten Kudus untuk mengidentifikasi kebutuhan air minum dan sanitasi aman yang belum terpenuhi di masyarakat.

“Hari ini kami melakukan pelatihan partisipatif dengan masyarakat, agar mereka dapat mengidentifikasi air minum dan sanitasi yang aman untuk rumah tangga mereka. Kudus menjadi kota ke-39 yang masuk dalam program dampingan USAID di Indonesia,” terangnya saat ditemui di Mushola Nurush Syibyan, Dukuh Pedak, Desa Klumpit.

Ia juga menjelaskan, bahwa program tersebut baru dimulai pada Agustus 2024, dengan pelatihan bagi para kader desa. Hasil dari pelatihan itu, para kader kemudian melakukan identifikasi partisipatif di enam desa.

“Target kami adalah hingga akhir tahun 2024, enam desa ini sudah selesai dalam hal identifikasi kebutuhan air minum dan sanitasi. Hasilnya nanti akan kami bawa ke pemerintah Kabupaten Kudus untuk ditindaklanjuti,” jelasnya.

Sementara itu, Alifah Sri Lestari, Chief of Party USAID IUWASH Tangguh, menjelaskan bahwa pelatihan tersebut bertujuan untuk memperkuat sektor air minum dan sanitasi, yang dimulai dari tingkat masyarakat. Menurutnya, ke depan tidak hanya di masyarakat, tapi juga akan ada perkuatan institusi di sektor air minum dan sanitasi.

Sebelum melakukan pelatihan kepada mayarakat, pihaknya terlebih dahulu menyiapkan para kader yang dilatih untuk menjadi fasilitator dalam proses pemicuan dan pengkajian partisipatif. Kader-kader tersebut diharapkan mampu mengidentifikasi kondisi akses air minum dan sanitasi di lingkungan mereka.

“Jadi sebelumnya sudah disiapkan kader dari enam desa, masing-masing desa ada sekitar 10 orang yang sudah diberi pelatihan di Wisma Djarum, Kudus. Enam desa itu, di antaranya antaranya Desa Klumpit, Gribig, Tanjungrejo, Klaling, Mejobo, dan Kesambi,” rincinya.

Setelah pelatihan, para kader akan melakukan pemicuan dan transek di wilayah masing-masing. Transek adalah kegiatan melihat langsung kondisi lapangan di lingkungan RT, termasuk survei akses air minum dan sanitasi di rumah tangga. Data yang dikumpulkan dari survei tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan masyarakat dalam hal air minum dan sanitasi.

“Biasanya masyarakat lebih mudah berinteraksi dengan sesama warga di lingkungan RT atau RW mereka sendiri, sehingga proses pengkajian bisa lebih akurat dan tepat sasaran,” bebernya.

Baca Juga: Andalkan Soto Porsi Besar, Warung Ngisor Jambu Gondangmanis Tak Pernah Sepi

Dia juga menambahkan, bahwa pada akhir tahun 2024, ditargetkan sekitar 400 hingga 500 jamban akan dibangun di enam desa tersebut. Menurutnya, tantangan utama adalah memastikan distribusi dan alokasi sumber dana yang tepat, lantaran banyak warga yang membutuhkan.

“Kami berharap masyarakat bisa bergotong royong dan bersikap saling membantu. Misalnya dengan skema menabung atau bergiliran untuk memanfaatkan fasilitas yang ada,” ujarnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
145,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER