31 C
Kudus
Jumat, September 20, 2024

KMP Siginjai Sudah 9 Hari Tak Berlayar, Karimunjawa Darurat Bahan Makanan

BETANEWS.ID, JEPARA – Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Siginjai sudah sembilan hari tidak beroperasi karena mengalami kerusakan pada bagian mesin turbo. Akibatnya, masyarakat Karimunjawa saat ini mulai mengalami kekurangan bahan makanan. 

Kepala Bidang Hubungan Laut pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jepara, Nur Sahid, mengatakan, KMP Siginjai tadinya sempat beroperasi pada 28 Agustus 2024. Kemudian di tengah perjalanan, kapal tersebut mengalami kerusakan mesin sehingga terpaksa harus putar balik ke Pelabuhan Penyebrangan Kartini Jepara.

“Rabu, 28 Agustus kemarin itu sempat berangkat, bawa penumpang. Tapi di tengah perjalanan mesin turbonya rusak, kemudian putar balik,” katanya saat dihubungi melalui telepon, Kamis (5/9/2024).

-Advertisement-

Baca juga: Bandara Dewadaru Karimunjawa Diuji Coba Bulan Ini, Bakal Layani Penerbangan Tiga Kali Sehari

Setelah sembilan hari tidak beroperasi, pada hari ini KMP Siginjai mulai melakukan uji coba dengan melakukan perjalanan selama dua jam di sepanjang alur kapal.

Namun, terkait jadwal beroperasinya kembali kapal tersebut, ia masih menunggu pengumuman resmi dari PT ASDP dan persetujuan surat izin berlayar dari Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD), Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.

“Hari ini sudah uji coba, durasi sea trial direncanakan selama dua jam perjalanan sepanjang alur kapal. Siap beroperasi kapan tunggu informasi resmi dari PT ASDP,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Karimunjawa, Muadz, mengungkapkan, saat ini stok makanan, terutama kebutuhan sayur mulai menipis. Sebab, selama KMP Siginjai tidak berlayar, masyarakat Karimunjawa hanya mengandalkan kapal nelayan untuk mengangkut bahan makanan.

Baca juga: Restorasi Mangrove Jadi Solusi Kembalikan Biota Laut Karimunjawa

Namun, daya tampung kapal tersebut juga terbatas. Sekali berangkat, maksimal hanya bisa membawa delapan ton barang.

“Tentu berdampak, angkutan yang biasanya ngangkut barang, kan, jadi nggak bisa. Masyarakat, ya, hanya mengandalkan kapal kecil buat ngangkut sayur, gas. Tapi, kan, terbatas. Ini stok sayur mayur juga mulai habis,” ungkapnya saat dihubungi melalui telepon.

Karena terbatasnya bahan makanan, menurutnya, membuat para pedagang terpaksa mengurangi jenis makanan. Selain itu juga berdampak pada naiknya harga makanan.

“Di tingkat penjual makanan kecil-kecil, ya, mengurangi sayur. Penjual mie ayam butuh sawi, ya, dikurangi sawinya. Dan harga jualnya jadi lebih mahal,” pungkasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
144,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER