31 C
Kudus
Sabtu, September 14, 2024

Goodang Kopi Muria: Produsen Kopi Premium yang Pelanggannya dari Kota-Kota Besar

BETANEWS.ID, KUDUS – Goodang Kopi Muria, jadi wadah bagi petani Desa Colo dan Japan, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus untuk memasarkan hasil panen. Tempat produksi ini bisa menghasilkan kopi premium yang pelanggannya dari kota-kota besar.

Sampai sekarang sudah ada 60 petani binaan dari Desa Colo dan Japan yang jadi pemasok. Tempat prosuksi yang berada di Desa Colo itu mengolah kopi dari proses penjemuran, pemilahan, roasting, hingga menjadi bubuk kopi beraneka jenis.

Seorang calon pembeli sedang memilih kopi di Goodang Kopi Muria. Foto: Kaerul Umam

Pengurus Harian Goodang Kopi Muria, Teguh Budi Wiyono, menyampaikan, setiap tahunnya Goodang Kopi Muria mempunyai target produksi kopi, baik premium maupun asalan.

-Advertisement-

Baca juga: Keren! Kopi Robusta Japan Kudus Tembus Pasar Mancanegara

“Target tahun ini membuat kopi premium satu ton. Sementara untuk kopi asalan, biasanya sisa dari target premium. Sedangkan untuk target keseluruhan tahun ini produksi 20 ton kopi basah,” jelasnya, Jumat (30/8/2024).

Ia menuturkan, pasaran kopi Goodang Kopi Muria tidak hanya di Kabupaten Kudus saja, melainkan sudah menyebar ke berbagai daerah. Untuk kopi premium sudah rutin memasok ke Jakarta, Bekasi, dan Bandung. Sedangkan untuk kopi asalan dikirim ke Malang dan Temanggung.

“Sementara kopi produksi sini sudah dibawa orang Indonesia ke luar negeri. Tapi kalau ekspor belum,” ungkapnya.

Ia mengaku, harga kopi saat ini yang naik tinggi sebenarnya membuat pihaknya tidak senang. Mengingat, keinginnannya membuat kopi berkualitas terkendala dengan harga.

“Harga kopi, bisa dibilang mengerikan. Karena naiknya terlalu banyak. Jadi ada perubahan harga dari harga tahun lalu. Saat ini kopi asalan Rp72 ribu per kilogram, premium Rp85-90 ribu (biji kering mentah). Yang sudah menjadi bubuk, per kilogram Rp120 ribu, kalau sudah dikemas kisaran Rp160 ribu,” jelasnya.

Naiknya harga kopi itu juga membuat produksi menurun. Hal itu dikarenakan banyak konsumen kopi lebih memilih membeli kopi asalan dibandingkan premium.

Baca juga: Harga Kopi Tinggi, Warga Japan Antusias Gelar Tradisi Wiwit Kopi

“Biasanya para konsumen pesan satu ton, sekarang hanya tiga-empat kuintal saja. Sehingga sangat mempengaruhi produksi,” ujarnya.

Meski begitu, dia berharap pemerintah bisa memfasilitasi pengelolaan tempat seperti Goodang Kopi Muria, agar ketersediaan kopi masih mencukupi, terlebih bisa meningkatkan kualitas kopi produksi.

“Harapan kami, mungkin CSR atau pemerintah yang bisa memfasilitasi pembuatan kopi seperti ini, satu desa ada dua saja, itu kopi Muria akan meningkat kualitasnya dan tidak ada Kopi Muria hilang setelah pasca panen,” imbuhnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
144,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER