BETANEWS.ID, JEPARA – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November mendatang, sebanyak 7.557 warga Kabupaten Jepara belum melakukan perekaman KTP Elektronik (E-KTP).
Wahyanto, Kabid Pengelolaan Informasi dan Administrasi Kependudukan pada Disdukcapil Jepara, mengatakan warga yang belum melakukan perekaman rata-rata merupakan pemilih pemula.
Baca Juga: Ini Penyebab Desa Kedungmalang Jepara Kesulitan Air saat Kemarau dan Hujan
Dari Data warga yang wajib ber E-KTP sebanyak 951.056 jiwa, sampai saat ini yang sudah merekam sebanyak 943.499 jiwa.
“Presentasenya sudah 99,21 persen. Jumlah yang belum rekaman sebanyak 7.557 warga,” katanya melalui sambungan telepon, Jumat (6/9/2024).
Untuk mengebut perekaman E-KTP, pihaknya sudah berkirim surat kepada pihak sekolah. Di dalam surat tersebut tertulis jika siswa yang bersangkutan wajib rekaman data. Di dalam surat itu juga terdapat izin kepada pihak sekolah agar siswa dapat mengurus rekaman data ketika jam pelajaran.
“Kami sudah mengirimkan surat kepada mereka. Pemberitahuan, bahwa perekaman dilakukan di kecamatan terkait. Siswa bisa izin dengan surat tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Disdukcapil Jepara juga sudah melakukan upaya jemput bola dengan memberikan fasilitas rekam data di sekolah-sekolah.
Namun upaya tersebut tidak berjalan efektif. Sebab banyak siswa yang tidak mau merekam data dengan alasan tidak suka ketika difoto petugas saat masih mengenakan seragam sekolah. Karena bagi mereka, foto E-KTP akan berlaku seumur hidup.
Baca Juga: KMP Siginjai Sudah 9 Hari Tak Berlayar, Karimunjawa Darurat Bahan Makanan
Di luar pemilih pemula, ia menambahkan Disdukcapil Jepara juga tetap memperhatikan warga lanjut usia (lansia) yang belum melakukan rekam data. Pihaknya terus melakukan jemput bola.
Salah satu yang dilakukan yakni dengan membuka gerai layanan bernama kios administrasi Kependudukan (adminduk) di setiap desa. Sehingga masyarakat bisa lebih mudah dan dekat. Sejak pertama program itu diluncurkan pada tahun 2023 lalu, yang menjadi pilot project 60 desa. Saat ini sudah ada 88 desa.
Editor: Haikal Rosyada