BETANEWS.ID, KUDUS – Museum Situs Purbakala Patiayam mengkaji 35 fosil temuan yang bekerja sama dengan Museum dan Cagar Budaya (MCB) Sangiran Unit Krikilan selama empat hari pada Senin-Kamis (3-6/6/2024). Kajian koleksi ini merupakan kegiatan lanjutan untuk mengetahui jenis fosil setelah konservasi dan inventarisasi.
Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus, Sudarman, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan agenda rutin tahunan dengan dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik, tentang perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan koleksi.

“Kegiatan kajian ini rentetan beberapa kegiatan yang sebelumnya dilakukan, yaitu konservasi dan inventarisasi, dan saat ini sedang dilakukan kajian koleksi beberapa koleksi fosil purba hasil temuan,” bebernya di Ruang Laboratorium Museum Situs Purbakala Patiayam, Senin (3/5/2024).
Baca juga: 17 Fosil Purba Museum Patiayam Sudah Mendapat SK Cagar Budaya
Ia menjelaskan, 35 fosil itu mewakili tiga lingkungan yakni laut, rawa, dan darat. Setelah kajian ini, pihaknya berharap fosil itu bisa didaftarkan ke Registrasi Nasional (Regnas) Cagar Budaya.
Staf Ahli Kajian Koleksi Fosil MCB Sangiran Klaster Krikilan, Reza Andrea Syahputra, menambahkan, kegiatan kajian tersebut untuk menggali lebih dalam informasi dari suatu koleksi. Menurutnya, hal itu juga sebagai lanjutan dari kegiatan konservasi dan inventarisasi.
“Kajian ini kita akan lebih dalam menggali informasinya, berasal dari mana dan berasal dari tinggalan apa fosil tersebut. Setelah mendapatkan informasi itu lalu kita olah lagi untuk memberikan informasi penting yang berkaitan tentang fosil tersebut,” ungkap pria yang juga sebagai Pamong Budaya Ahli Pertama MCB Sangiran Klaster Krikilan itu.
Ia menjelaskan, tahapan kajian koleksi, yang pertama adalah melihat kondisi fosil, kemudian mendata, dan mencari informasi yang terdapat pada fosil. Pencarian informasi yang dilakukan tersebut dengan langkah mewawancarai pihak museum yang menerima temuan fosil tersebut.
“Supaya data informasi di dalam fosil tersebut lebih akurat lagi mengenai sejarah, temuan fosil di mana hingga hidup di usia kapan bisa terdeteksi. Untuk nantinya informasi itu bisa dipahami saat dipamerkan ke ruang display,” tuturnya.
Baca juga: Kepemilikan Lahan Jadi Hambatan Museum Situs Patiayam Kudus Mendunia
Ia mengatakan, dalam kajian koleksi fosil purba tersebut ditemukan pada rentan tahun 2015 hingga 2023 dengan masing-masing perwakilan lingkungan. Menurutnya, beberapa fosil fauna tersebut di antaranya pernah hidup di tiga lingkungan yaitu, laut, rawa, dan darat.
“Untuk kegiatan ini kami ada enam tim yang ikut dalam kajian koleksi, di antaranya sebagai tim ahli kajian di bidangnya,” imbuhnya. (adv)
Editor: Ahmad Muhlisin