31 C
Kudus
Jumat, Oktober 11, 2024
spot_img

Kisah Jatuh Bangun Tara Rintis Bintarti Florist: Dari Diremehkan hingga Bisa Hasilkan Cuan Gede

BETANEWS.ID, KUDUS – Tara (22) terlihat sibuk membuat buket di toko Bintarti Florist, Jalan HM Subchan ZE, Desa Purwosari, Kecamatan/Kabupaten Kudus. Tangannya begitu cekatan merangkai berbagai jenis bunga menjadi sebuah buket yang cantik. Setelah jadi, buket itu lalu diletakkan di rak untuk bisa diambil pemesannya.

Sehari-hari, Tara memang lebih mudah dijumpai di toko bunganya itu. Di sana, berbagai buket dan hampers tampak terpajang rapi menunggu pembelinya. Bagi dia, usaha ini merupakan salah satu upayanya membuktikan pada orang-orang yang pernah meremehkannya.

Salah satu buket yang dijual di Toko Bintarti Florist, Jalan HM Subchan ZE, Desa Purwosari, Kecamatan/Kabupaten Kudus. Foto: Anita Purnama

“Dulu sering diremehkan orang-orang karena pekerjaannku yang hanya sebagai florist atau perangkai bunga,” ungkapnya saat ditemui, Kamis (04/01/2024).

-Advertisement-

Baca juga: Bisa Ditunggu! Wulan Garap Pesanan Buket Balon Hanya Dalam 3 Jam

Tara masih ingat, awal mula jualan buket saat perayaan Hari Guru pada 2018. Waktu itu teman-temannya bingung mau pesan buket di mana karena usaha buket belum seramai sekarang.

“Lalu, saya inisiatif buat buket bunga sendiri dengan modal cuma Rp25 ribu jadi dua buket dengan harga Rp45 ribu dan Rp30 ribuan. Saya pikir-pikir untung juga ya, jadi akhirnya sampai sekarang,” jelasnya.

Bintarti florist sendiri resmi dirintis pada 2019, tetapi hanya melayani secara online. Sedangkan untuk offline storenya baru berdiri pada 2022. Nama bintarti dipilih bukan tanpa alasan. Tara menuturkan, arti bintarti yaitu bintang yang paling terang, sehingga harapannya bintarti florist akan selalu terang di masa depan.

Baca juga: Bisnis Buketnya Melejit, Alfa Bisa Raup hingga Jutaan Rupiah Sebulan

Meski kini pesanan ramai, Tara tak menampik jika dalam perjalanannya sering menemui kesulitan. Dia mengungkapkan, perjalanannya untuk mengembangkan Bintarti Florist cukup panjang hingga mampu menjadi toko bunga pilihan masyarakat, tak hanya di Kudus tetapi juga daarah-daerah lain.

“Kendalanya banyak ya. Dulu pas awal merintis itu memang harus jemput bola, misal yang beli mau COD di mana ya ikut saja. Selain itu, masalah bahan-bahannya juga susah didapat. Kebanyakan adanya di luar kota. Jadi, harus cari sampai luar kota,” beber perempuan asal Nalumsari, Jepara itu.

Editor: Ahmad Muhlisin

Anita Purnama
Anita Purnama
Jurnalis Beta Media

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
145,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER