BETANEWS.ID, JEPARA – Menyadari bahwa bisnis Food and Beverage (F&B) menjadi salah satu sektor yang paling banyak penyumbang sampah plastik, Sintia Mulia Rahmadanty (23) kemudian tergerak merintis kedai ramah lingkungan. Kedai bernama My Fodee itu berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Desa Pengkol, Kecamatan/Kabupaten Jepara.
Perempuan yang tergabung dalam Jepara Green Generation itu ingin mengubah mindset bahwa bisnis F&B juga bisa berkontribusi untuk menjaga lingkungan terutama dengan mengurangi jumlah sampah plastik.

Ia menyadari bahwa bisnisnya juga tidak bisa 100 persen menghindari sampah plastik. Namun, ia berupaya untuk mengurangi, dengan cara menggunakan kemasan plastik biodegradable. Plastik berbahan tepung ini dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme tanah secara alami menjadi senyawa yang lebih ramah lingkungan.
Baca juga: 39 Coffee Shop di Jepara Ini Padukan Kafe dan Gym, Tempat Luas dan Menu-menunya Juga Enak
Selain itu, ia juga mengganti sedotan plastik dengan sedotan stainless steel. Kemasan makanan yang ia gunakan juga menggunakan bahan yang bisa direcycle. Termasuk sendok dan garpu berbahan kayu.
“Bisnis F&B itu bisa lho untuk ikut menjaga lingkungan, karena selama ini F&B itu jadi sektor penyumbang sampah terutama plastik yang terbesar. Dari situ aku tergerak untuk tidak hanya menjual rasa dan kualitas dari makanan tapi juga ada value ramah lingkungannya,” katanya pada Betanews.id, Senin (21/8/2023).
Tadinya Sintia berpikir apakah hal tersebut akan dilihat oleh para pelanggannya. Hingga kemudian ada yang mengirim pesan melalui Instagram bahwa dia merasa terkesan dengan upaya My Fodee.
Baca juga: Segarnya Kuah Mi Kopyok di Pasar Kalinyamatan Ini Mampu Tarik Ratusan Pembeli dalam Sehari
“Meskipun mungkin itu hanya hal kecil tetapi pesan yang mau kita sampikan untuk ikut mengurangi sampah plastik ternyata sampai ke pelanggan,” katanya di kedai yang dirintis sejak 2019 itu.
Di My fodee, Sintia menyediakan menu lokal, Western dan Japanese. Dua menu yang menurutnya menjadi favorit pelanggan adalah yaitu Mie Judes dan Pangsit goreng.
“Kalau mie judes mungkin karena banyak orang yang lidahnya selera dengan mie buatan kita, karena penjual mie di luar sana juga kan banyak ya. Sedangkan pangsit gorengnya mungkin karena di Jepara belum ada yang jual,” ujarnya di kedai yang sudah punya dua cabang, yakni di Pengkol dan Bangsri tersebut.
Editor: Ahmad Muhlisin