BETANEWS.ID, JEPARA – Sebuah toko bertuliskan Milidikrezz di Jalan Soekarno-Hatta Km 5, Desa Wonosari RT 7 RW 8, Kecamatan Tahunan, Jepara, menjadi bukti hasil jerih payah Muhammad Gerry Addi Sukma dalam merintis usaha sejak 2015.
Bangunan tersebut menurut Gerry tadinya merupakan tempat usaha furnitur milik orang tuanya. Setelah sukses merintis jajanan mi lidi atau biasa dikenal mie biting, Gerry kemudian merenovasi bangunan tersebut menjadi sebuah toko.
“Sebelum usaha mi lidi, tadinya saya pengusaha otomotif, cuma karena keadaannya sudah tidak memungkinkan akhirnya saya lepas. Itu sudah sejak 2010 sewaktu selesai lulus kuliah,” ujar pria lulusan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang itu, Sabtu (20/5/2023).
Baca juga: Cuma Jualan Mi Lidi tapi Pelanggannya Sampai Jepang dan Singapura, Apa Istimewanya?
“Mi lidi ini tadinya yang mengembangkan istri, karena saya sudah bangkrut juga lah istilahnya. Akhirnya saya berpindah dan fokus untuk mengembangkan usaha ini,” tambahnya.
Dalam merintis usaha tersebut, Gerry juga sering mengalami trial and error. Ia bercerita bahwa produk yang ia jual memang tidak memproduksi dari nol atau dari bahan baku karena mengambil bahan mentah atau setengah jadi dari saudara. Bahan tersebut kemudian ia goreng dan kemas sendiri.
Meskipun hanya sekedar menggoreng, ia bercerita bahwa berulangkali gagal sehingga produknya memiliki tekstur yang keras.
“Jadi hanya menggoreng saja saya itu risetnya juga panjang. Mulai dari kertasnya disuruh ganti, kalau habis goreng produknya nggak boleh ditaruh di atas lantai secara langsung. Akhirnya saya bikin meja itu, buat naruh yang hasil gorengan,” ceritanya.
Baca juga: Tak Ingin Repoti Anak, Mbah Atik Jualan Mi Lidi di Museum Kretek untuk Cukupi Kebutuhan
Berbagai jerih payahnya selama merintis usaha, setidaknya kini mampu memperoleh hasil. Produk mi lidi miliknya mampu menembus pasar luar negeri, mulai dari Jepang, Hongkong, Taiwan, hingga Singapura.
Ia juga memiliki sebuah jasa pengiriman barang atau paket dari hasil usaha milidikrezz tersebut. Ke depan ia berniat untuk membuka toko offline yang menyediakan berbagai jenis makanan ringan.
Editor: Ahmad Muhlisin
