31 C
Kudus
Jumat, Juni 20, 2025

Di Tangan Konde, Kayu Limbah Disulap Jadi Furnitur Minimalis

BETANEWS.ID, SEMARANG – Tidak semua orang menganggap barang bekas, atau bahkan limbah, masih memiliki nilai ekonomis. Misalnya palet, potongan kayu berbentuk balok tipis memanjang yang dirakit menjadi rangka. Biasanya palet digunakan sebagai alas barang dagangan di gudang penyimpanan atau tatakan pengaman saat pengiriman.

Namun, di tangan Muji Konde, palet bisa diubah menjadi furnitur minimalis yang harganya jauh lebih tinggi dari harga limbahnya. Konde adalah perupa Kota Semarang yang kondang dengan karya-karya lukisan dan instalasi bertema “Petrus,” tragedi penembakan misterius, kejahatan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, era Orde Baru.

Selain sebagai seniman nyleneh, bakat Konde di seni instalasi membuat tangannya terampil pula mengolah bahan-bahan di sekitarnya, untuk dijadikan karya seni sekaligus barang jadi yang bermanfaat bagi kebutuhan rumah tangga atau perbisnisan.

-Advertisement-

Baca juga: Berkualitas dan Bergaransi, Produk Furniture Maston Design Jadi Langganan Warga Prancis

Nggak semua orang bisa memperlakukan kayu palet sebagai bahan kerajinan, soalnya ada tekniknya sendiri,” ujar Konde saat ditemui di kediamannya, Sabtu (18/3/2023).

Meski hanya mengerjakan kerajinan secara temporari dan hanya berdasar permintaan, kerajinan palet yang saat ini dikerjakannya, boleh juga menjadi daya tarik pemesan lainnya. Ia pun menyatakan terbuka bila ada orang lain yang berminat dengan kerajinan paletnya.

Satu set furniture minimalis yang terdiri dua kursi sandar panjang dan sebuah meja tamu, ia banderol dengan harga Rp400 ribu. Jika dijual ecer, Konde pasang harga Rp150 ribu per kursi, dan Rp125 ribu per mejanya.

Baca juga: Furnitur Rotan dari Manunggal Rotan Jepara Ini Tembus Australia Hingga Rusia

Sebagaimana proyek Konde yang sudah-sudah, Konde terbiasa berbagi rezeki dengan mengajak tetangga untuk membantu mengerjakan kerajinan paletnya. Kali ini ia mengajak seorang tetangganya, bernama Ali, untuk memasah kayu palet yang sudah dipotong-potong sesuai kebutuhan.

Soal hidup, kini Konde tidak punya angan-angan yang muluk. Kisah suksesnya menjadi pengusaha furnitur di masa lampau hanya ia simpan sebagai kebanggaan. Asal kebutuhan sekolah dua anaknya sudah beres, Konde merasa hanya perlu menambah penghasilan sekedarnya untuk hidup sehari-hari. Sambil menunggu order lainnya, Konde memilih tetap menjalani profesinya sebagai perupa yang setia berkarya tentang kemanusiaan.

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER