BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang warga Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, bernama Eni mengadu kepada Bupati Kudus, Hartopo gara-gara diomeli pegawai Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kudus ketika mengurus pengaktifan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Eni mengadu kepada Bupati Kudus ketika acara Sosialisasi Cukai yang diselenggarakan di Balai Desa Gulang, Kecamatan Mejobo, Jumat (18/3/2023). Di acara tersebut, Eni bercerita pengalaman pribadinya saat mengurus KIS bibinya yang sakit darah tinggi dan kolesterol.
Kejadian itu bermula saat dirinya mengantar bibinya berobat ke Puskesmas dengan menggunakan KIS. Namun, keterangan dari pihak puskesmas bahwa KIS bibinya belum aktif dan harus diaktifkan terlebih dulu di Dinsos Kudus.
Baca juga: Nilai 2 Persen dari Keuntungan Perusahaan di Ranperda CSR Jadi Kontroversi
“Saya pun datang ke kantor Dinsos Kudus untuk pengaktifan KIS. Tapi sampai di Dinsos malah dimarahi oleh petugasnya. Petugas itu marah kalau ngurus pangaktifan KIS itu online, tidak datang ke kantor dinas,” kata Eni di hadapan bupati.
“Saya juga ditanya punya nomor Dinsos apa tidak? karena saya orang kecil ya tidak punya nomor Dinsos Kudus, Pak,” imbuhnya.
Sebagai rakyat kecil, ia menyayangkan kelakuan dari pegawai Dinsos Kudus tersebut. Harusnya, jika ada rakyat kecil yang tidak tahu itu diarahkan dengan baik, tidak malah dimarahi.
“Yang dapat perlakuan kurang baik tidak saya saja, Pak. Barengan saya yang orang desa Prambatan juga dimarahi. Di Dinsos Kudus itu pelayanannya kurang ramah, Pak, mohon Pak Bupati perbaiki,” ujar Eni yang disambut tepuk tangan oleh hadirin.
Menanggapi hal itu, Bupati Kudus Hartopo mengatakan, bahwa KIS adalah program jaminan kesehatan dari Pemerintah Pusat, yang memang tidak bisa langsung aktif. Sehingga harus diaktifkan dulu di Dinsos Kudus.
Baca juga: Makan dan Tidur Dikerubungi Lalat, Warga di Kudus Demo Kandang Ayam
“Tapi, ketika dalam pengurusan pengaktifan KIS itu njenengan dimarahi petugas Dinsos, difoto saja dan kirim ke saya berikut namanya. Bila perlu divideo pas petugas itu marah-marah,” tegas Hartopo.
Hartopo juga meminta warga yang hadir untuk mencatat nomornya. Sehingga nanti ketika mengurus birokrasi di dinas yang ada di Kudus, dipersulit atau dimarahi bisa langsung melapor kepadanya.
“Tentu langsung akan saya tindak lanjuti. Sebab, bagi saya njenengan dan warga Kudus semua adalah majikan saya. Saya ini pelayan masyarakat,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin
