BETANEWS.ID, SEMARANG – Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Semarang melakukan penertiban terhadap belasan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di depan pintu masuk Pasar Genuk, Senin (1/8/2022). Para PKL itu ditertibkan karena dinilai mengganggu arus lintas di kawasan tersebut.
Banyaknya PKL yang berjualan di depan pintu masuk Pasar Genuk itu membuat sekitar kawasan tersebut semrawut. Petugas Satpol PP juga mengangkut perlengkapan yang digunakan PKL dalam berjualan.
Baca juga: Dewan Minta Pemkot Semarang Tata Ulang Lapak Pedagang di Pasar Johar
Namun, hal tersebut tidak lantas membuat PKL jera. Hari ini, Selasa (2/7/2022), mereka kembali berjualan di sepanjang bahu jalan Pasar Genuk. Hal itu mereka lakukan, karena merasa sulit untuk mencari lapak baru untuk berjualan.
Salah satu pedagang ikan yang memilih bertahan berjualan di sepanjang jalan, Lastri (34) warga Karangroto, mengaku ia selalu mendapat peringatan petugas setiap 07.00 WIB. Sehingga sekarang ia memilih untuk berjualan agak siang demi menghindari para petugas.
Lastri pun bercerita, bahwa sebelumnya dia sudah pernah pindah di Pasar Banjardowo sebelah timur Pasar Genuk yang menjadi tempat pengalihan bagi PKL yang disediakan oleh Pemkot. Tapi, menurutnya di pasar tersebut sepi pembeli.
“Setelah disuruh pindah, saya sempat coba ke Pasar Banjardowo, pasar yang disediakan sama pemkot. Tapi kalau di sana pembelinya sepi, jadi saya pilih ke sini saja. Kalau di sini soalnya ramai, karena rute orang berangkat kerja,” bebernya.
Selain Lastri, ada juga Romania (50) pedagang sayur yang juga memilih untuk bertahan di sepanjang bahu jalan. Ia pun juga mengaku pernah berjualan di pasar yang disediakan pemkot. Tetapi setelah pindah kesana pembelinya sedikit.
Sehingga ia lebih memilih kembali ke bahu jalan, meski harus berkemas-kemas jika ada gusuran dari Satpol PP.
Baca juga: Wakil Menteri Perdagangan Datang, Harga Cabai dan Bawang di Pasar Jatingaleh Mendadak Langsung Turun
“Saya pernah ke Pasar Banjardowo juga, tapi ya gitu, kios di sana banyak, tapi kurang ramai. Pembelinya sedikit. Jadi saya lebih memilih di sini, meskipun risikonya harus digusur Satpol PP,” katanya.
“Saya sudah 16 tahun jualan di sini. Dari jam 6 pagi sampai Maghrib. Kalau disuruh pindah ke Banjardowo lagi, ya saya pikir-pikir, karena di sana itu sepi,” ujarnya.
Editor : Kholistiono