BETANEWS.ID, KUDUS – Beberapa warga Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus terserang demam berdarah dengue (DBD). Bahkan, ada satu keluarga terjangkit penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.
Satu keluarga yang terkena DB yakni keluarganya Noor Aziz (47). Warga RT 3 RW 2 Desa Gondosari itu mengaku, semua anggota kelurganya yakni istri, dan ketiga anaknya secara bergantian terkena DB. Hanya dia yang masih terhindar dari penyakit yang mampu mengakibatkan kematian tersebut.
“Istri dan anak saya semua terkena DB, tapi saya laporan ke pihak desa untuk minta fogging susah. Sudah tiga pekan saya laporan tapi hingg kini belum juga ada foging,” ujar pria yang akrab disapa Aziz kepada Betanews.id, Selasa (5/4/2022).

Aziz pun kemudian menceritakan kronologi istri dan anaknya terjangkit penyakit DB. Pada tanggal 15 Maret 2022, istri dan anaknya yang berusia empat bulan mengalami demam tinggi. Di hari yang sama istri dan anaknya pun dibawa ke puskesmas.
“Karena khawatir, sorenya istri dan anakku saya bawa ke Rumah Sakit (RS) Mardirahayu. Hasil laboratorium, istri dan anak saya terkena penyakit demam berdarah,” bebernya.
Mengetahui istri dan anaknya terjangkit DB, ia pun berinisitaif lapor ke Pemerintah Desa Gondosari melalui aplikasi pengirim pesan WhatsApp. Dengan harapan, saat ada warga yang terjangkit DB, segera dilakukan tindakan, satu di antaranya adalah fogging.
Dari situ, dia diarahkan oleh pihak desa agar minta surat keterangan DB dari rumah sakit. Aziz pun segera minta surat keterangan tersebut dan setelah dapat, kemudian difoto serta dikirim ke salah satu perangkat Desa Gondosari sebagai laporan.
“Namun, pihak desa minta surat aslinya. Saya tidak bisa mengantar surat keterangan DB dari rumah sakit itu, dikarenakan saya menunggui anak dan istri saya sedang kritis di rumah sakit,” ucapnya.
Menurutnya, hingga istri dan anaknya sembuh, belum ada tindakan apapun dari pihak Pemerintah Desa Gondosari, termasuk fogging. Nahasnya, setelah istri dan anaknya yang berusia empat bulan sembuh, selang beberapa hari dua anaknya yang lain terkena DB.
“Saat ini, anak pertama saya masih dirawat di rumah sakit. Suspeknya terjangkit DB. Andai sejak awal saya lapor sudah difoging, mungkin dua anak saya yang lain tidak terkena DB. Berarti sudah berselang tiga pekan dan belum ada tindakan apapun dari pemerintah desa, termasuk foging,” tandasnya.
Aziz pun berkeyakinan, banyak warga Desa Gondosari lain yang terkena DB. Namun, mungkin mereka tidak mau melapor ke pihak desa.
Warga Desa Gondosari lainnya yakni Nasikah mengatakan, pada Maret 2022, cucunya juga terkena DB. Setelah dirawat selama lima hari di klinik, sekarang sudah sembuh.
“Alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Saya berharap tak ada lagi warga lain yang terkena DB,” harapnya.
Terpisah, Sekertaris Desa Gondosari yakni Bokir Yusuf menyatakan, bahwa memang ada warga desanya yang terkena DB. Namun, ia menampik tak ada tindakan dari pihak desa untuk pembasmian DB.
“Sebelumnya, pihak desa dan puskesmas sudah melakukan pencegahan DB. Yakni dengan memberikan abate kepada warga melalui RT dan RW Desa Gondosari,” ujar Bokir.
Ia juga menampik, pihak desa mendapat laporan ada warga yang terjangkit DB tiga pekan yang lalu. Sebab, sepengetahuannya, pihaknya mendapat laporan tentang warga Desa Gondosari yang terjangkit DB itu Kamis (31/3/2022).
Baca juga : Kasus DBD Meningkat, Puskesmas Ngembal Kulon Adakan ‘Fogging’ di Perkampungan
“Setelah dapat laporan, kami pun langsung menindaklanjutinya. Kami pun langsung melaporkannya ke Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, dalam hal ini melalui puskesmas,” jelasnya.
Untuk penyemprotan fogging kata dia, mekanismenya memang begitu. Pihaknya pun sudah mendapatkan informasi bahwa Rabu (5/4/2022) ini, di Desa Gondosari akan dilakukan fogging.
“Besok segera kami lakukam fogging. Semoga berjalan lancar dan warga Desa Gondosari terhindar dari DB,” harapnya.
Editor : Kholistiono