BETANEWS.ID, SEMARANG – Beberapa motor keluaran 1960 an berjejer rapi di sebuah pelataran rumah yang berada di Patemon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Meski sudah tua, sepeda motor yang dijuluki kuda besi itu seperti masih baru.
Kuda besi yang terparkir itu merupakan besutan ATPM Sayap Mengepak atau Honda yang diproduksi pada era oil boom ketika industri otomotif masih berkembang.
Baca juga : BMW R2, Motor Langka Koleksi Sekaligus Maskot Rajawali Bursa Motor, Tidak Dijual Meski Ditawar Rp 1 Miliar
Jika dilihat, kendaran tersebut jarang ditemui pada era sekarang. Karena kendaraan berjenis Moped yang terparkir di pelataran rumah itu merupakan kendaraan yang hanya ada di USA dan Jepang.
Ya, kendaraan yang terparkir itu merupakan koleksi Ainur Roffiq (25) pemuda asal Kabupaten Batang, yang kini tinggal di Kota Semarang. Dia membeli kuda besi itu dari hasil menggambar atau membuat ilustrasi.
“Dari seni rupa, serta berdagang suku cadang motor lawas, saya berhasil membeli Honda CT pada 2016 silam,” jelasnya saat ditemui di lokasi, Rabu (1/9/2021).
Kendaraan yang dikoleksi Ainur tak main-main. Dia sengaja mengoleksi sepeda motor yang tak diproduksi di Indonesia seperti Honda CL, Honda CT, Honda C320, Honda Benly Arwin C92, yang rata-rata diproduksi di tahun 1960 an, serta satu Honda Monkey keluaran baru.
Selain mengoleksi, Ainur juga menjual sparepart sepeda motor jadul. Bahkan, orang Vietnam dan beberapa negara Asean lain juga sering memesan sparepart kepadanya. Selain sparepart, dia juga menjual sepeda motor yang dia koleksi.
“Harga satu unitnya bisa tembus di atas Rp 75 juta, bahkan bisa mencapai Rp 150 juta untuk seri Honda CT 200,” ujarnya.
Sembari menjelaskan keunikan motor-motor koleksinya, Ainur mengatakan, suku cadang kendaraan miliknya langsung dibeli dari luar negeri.
“Karena di Indonesia tidak ada, jadi saya cari melalui situs online luar negeri. Bagi saya, suku cadang penting untuk menjaga kendaraan tetap prima,” kata Ainur.
Baca juga : Setia Kawan Putra, Satu-Satunya Toko Sepeda Onthel Antik di Kudus
Dia menceritakan sejarah kendaraan koleksinya yaitu Honda CT. Di mana, kuda besi tersebut diciptakan untuk berburu. Honda CT juga mempunyai perbedaan dengan sepeda motor merek Honda yang ada di Indonesia.
“Kalau di luar sana, seperti USA dan Jepang, kendaraan ini untuk berburu. Bedanya dengan motor bebek di Indonesia, Honda CT punya gelar belakang doble yang bisa bongkar pasang sendiri sesuai kebutuhan medan. Selain itu tuas rem ada tiga, dua di stang satu di pedal bawah,” imbuhnya.
Editor : Kholistiono