BETANEWS.ID, SEMARANG – Putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair, yakni Muhammad Najih Maimoen alias Gus Najih dipolisikan terkait pernyataannya yang menyebut vaksin sebagai alat pembunuh massal dari Negara Tiongkok.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iqbal Alqudusy membenarkan, jika saat ini kasus pelaporan Gus Najih oleh Barisan Kesatria Nusantara (BKN) sedang ditangani oleh Ditreskrimsus Polda Jateng.
“Benar ada laporan ke Polda Jateng,” jelasnya saat dikonfirmasi, Kamis (29/7/2021).
Sementara itu, Ketua Umum BKN Muhammad Rofi’i Mukhlis mengatakan, jika pernyataan Gus Najih salah dan cukup fatal. Apalagi, sampai saat ini polisi, pemerintah dan TNI telah bersungguh-sungguh menangani pandemi.
“Bukan main-main, bukan sandiwara. Saya berharap polisi dapat mengusut kasus tersebut dengan jelas,” imbuhnya.
Menurutnya, sampai saat ini Gus Najih disebut seperti warga yang kebal dengan hukum. Dia juga menyebut beberapa tokoh yang juga pernah dihina oleh Gus Najih.
Baca juga : Pastikan Tak Ada Permainan Harga, Polda Jateng Cek Apotek Hingga Toko Obat
“Guru-guru kita, Gus Dur, Kyai Said, Islam Nusantara, NU, dihina-hinakan oleh beliau,” katanya.
Statmen Gus Najih sempat viral ketika salah satu akun tiktok @jokersupriadi mengunggah video rekaman Gus Najih yang berdurasi 2.36 detik itu.
“Itu kitanya yang disuruh korban. Tadi ada video Indonesia mendukung pembantaian masal ini. Berarti Indonesia dijajah, Cina memang mau menjajah Indonesia, Cina mau menguasai menggantikan pribumi dengan mereka, ” kata Gus Najih dalam video tersebut.
Selain itu, dia juga menyebut jika vaksin corona yang disuntikkan kepada Presiden dan menterinya merupakan vaksin palsu. Bahkan, dia juga menyebut, jika sedang dibantai melalui vaksin.
“Mau dibantai kita, tapi tak lewat perang, tapi lewat vaksin,” ucapnya.
Editor : Kholistiono
