BETANEWS.ID, SEMARANG – Bangunan tua bersejarah di Jalan Layur Nomor 121 Kota Semarang mempunyai cerita panjang tentang dunia pemotretan. Bangunan tersebut bernama Studio Seni Gerak Cepat. Studio ini pernah berjaya di era tahun 1980 an.Di studio ini pula, menjadi tempat untuk mengabadikan kisah percintaan sesaat anak buah kapal (ABK) dengan pekerja seks komersial (PSK).
Sebelum pelabuhan dipindah, daerah Layur memang sering didatangi para ABK. Selain para ABK, pelanggan yang datang ke Studio Seni Gerak Cepat itu juga sering didatangi oleh warga dari luar kota.
“Dulu di sini studio foto yang paling besar dan terkenal. Memang ada para ABK yang mengabadikan momen cinta singkat dengan para PSK,” jelas Nurul Hidayah, anak ke-7 dari pemilik studio foto Ali Machroos saat ditemui di lokasi, Kamis (27/5/2021).
Baca juga : Studio Seni Foto Gerak Cepat, Studio Foto Legendaris di Semarang
Nama Studio Seni Foto Gerak Cepat sendiri dibuat, karena pada saat itu di beberapa studio foto lain, setiap konsumen yang menginginkan cetakan foto untuk kepentingan pembuatan KTP harus menunggu selama satu minggu.
“Namun di tempat kami, hanya butuh butuh waktu satu jam saja,” katanya.
Ketepatan waktu dan kualitas hasil cetakan menjadi prinsip studio tersebut untuk membuka usaha foto. Proses foto yang cepat menjadi salah satu ciri khas studio tersebut. Itulah mengapa para ABK berlangganan di studio Seni Gerak Cepat.
“Pokoknya cepat dalam melayani konsumen, dan itu alasan ayah memberi nama studionya,” jelasnya.
Dia menceritakan, dulunya studio milik ayahnya itu menggunakan bahan seperti kertas foto, larutan Superbroom, Terawas hingga Hypo Clearing Agent. Bahan-bahan itu dipilih karena memiliki kualitas terbaik.
Hal itu membuat hasil cetakan foto dapat bertahan lama. Meski sekarang ini peralatan lebih canggih, alat yang dibuat untuk cetak foto bisa dilakukan dalam hitungan detik dengan printer namun foto itu tak bisa bertahan lama.
Baca juga : Albert Home Studio Foto, Siapkan Konsep Kekinian untuk Manjakan Konsumen
Namun, karena genangan rob yang merendam bangunan itu, studio foto yang terletak di sudut Kampung Melayu, Kelurahan Kuningan, Kecamatan Semarang utara itu seakan kehilangan daya pikatnya.
Backround gambar pemandangan indah, meja penerima order foto serta ruang tamu yang dulu dipakai sebagai latar studio semakin rapat tergulung dan tampak lusuh.
Editor : Kholistiono
