BETANEWS.ID, SEMARANG – Pandemi Covid-19 membuat beberapa bisnis di sekitar kampus di Kota Semarang menjadi sepi, tak terkecuali bisnis kos-kosan. Bahkan, terdapat beberapa pelaku usaha kos terpaksa menjual kos-kosannya dengan harga murah di situs jual beli online.
Pemilik kos di sekitar Universitas Diponegoro Semarang, Udin mengatakan, dia terpaksa menjual kos-kosannya lantaran sepi mahasiswa. Dia akui, selama pandemi banyak yang memilih keluar karena menjalani kuliah virtual.
“Mahasiswa sepi selama pandemi Covid-19, pada pilih keluar,” jelasnya kepada Betanews, Rabu (03/03/2021).
Kos-kosan milik Udin ditawarkan melalui e-commerce OLX. Bangunan berlaintai dua itu dijual seharga Rp850 juta. Tak hanya dia, beberapa rekan sesama pembisnis kos-kosan di Tembalang juga mengalami hal yang sama.
Baca juga: Tak Punya Mahasiswa, 3 Kampus di Semarang Akan Ditutup
“Tak hanya saya, ada juga beberapa yang ingin jual. Pandemi memang sepi mahasiswa,” ujarnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh pelaku bisnis kos-kosan asal Ngaliyan, Sulistyo. Sejak pandemi, kos-kosan miliknya kini sepi semenjak perkuliahan dilakukan secara daring.
“Karena sekolah daring membuat banyak mahasiswa yang memilih tinggal di rumah,” katanya.
Selama pandemi, belum ada satupun mahasiswa yang kembali menghuni kos miliknya. Padahal, sebelum ada pandemi penghuni kos-kosannya selalu full mahasiswa.
“Kalau sebelum ada pandemi full sini. Mayoritas dipenuhi oleh mahasiswa soalnya lokasinya dekat dengan kampus,” ujarnya.
Baca juga: Jalan Kaligawe Rusak Parah, Pengendara : ‘Kalau Lewat Sini Saya Istigfar, Biar Selamat’
Padahal, setiap bulannya dia harus mengeluarkan biaya untuk perawatan. Dia beruntung suaminya masih bisa mencari pekerjaan yang lain, meski masih merugi.
Ditanya soal menjual kos-kosannya, dia masih berusaha untuk mempertahankan kos-kosannya itu. Apalagi bangunan tersebut juga menjadi tempat tinggal keluarganya.
“Ya mau dijual gimana ya, soalnya saya juga tinggal di sini. Tapi kalau tak dijual biaya perawatannya tinggi. Jadi bimbang,” tandasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin