BETANEWS.ID, KUDUS – Dua Sekolah Dasar (SD) di Kudus menolak untuk mengikuti program imunisasi Measless Rubella (MR) dengan dalih masih kondisi pandemi. Menanggapi itu, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kudus, HM Hartopo menilai kurangnya pendekatan pada sekolah tersebut.
Makanya, ia meminta Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus untuk melakukan pendekatan secara intens. Tujuannya, semua sekolah di Kudus tak ada yang luput dari imunisasi yang ditujukan kepada anak kelas satu SD serta MI itu.
“Imunisasi itu sangat penting, semuanya harus mau. Ini kan untuk kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan anak-anak, jadi jangan sampai tidak,” katanya saat ditemui di Command Center Dinas Kominfo, Kabupaten Kudus, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Bulan Depan Siswa SD di Kudus Bakal Diimunisasi DT
Hartopo mengimbau agar semua SD dan orang tua siswa di Kudus mendukung Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang saat ini tengah berlangsung. Ia berharap tidak ada penolakan lagi, karena program tersebut merupakan bagian dari upaya menjaga kesehatan anak.
“DKK harus koordinasikan ini, kasih pemahaman yang jelas agar semua sekolah mau. Karena pelaksanaannya juga sudah mengedepankan protokol kesehatan. Kalau ada beberapa siswa yang belum mendapat imunisasi, tenaga kesehatan harus menyisirnya agar semua mendapatkan,” jelas Hartopo.
Ditemui di lokasi yang sama, Plt Kepala DKK Kudus, Abdul Aziz Achyar menambahakan, terkait penolakan itu, pihaknya akan lebih meningkatkan pendekatan. Selain itu, pihaknya juga akan memberikan pemahaman kepada dua SD swasta yang belum setuju untuk imunisasi.
“Sebenarnya sudah kami sosialisasikan waktu imunisasi MR September lalu. Itu karena mungkin ketakutan mereka di masa pandemi. Akan kami komunikasikan lagi dan cari solusinya, jangan sampai ada sekolahan yang menolak,” tegasnya.
Baca juga: Atasi Gizi Buruk, Rumah Gizi Bintangku Kudus Mulai Buka Hari Ini
Dalam pelaksanaannya, pihak DKK Kudus sudah melakukan secara bertahap dan mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Ia menduga penyebab penolakan itu hanya kurangnya komunikasi saja.
“Mungkin dari kami yang komunikasinya kurang baik. Akan kami kasih pendekatan dan pemahaman lagi kepada sekolah tersebut. Pihak sekolah juga kami persilahkan menyesuaikan berapa siswa yang masuk setiap harinya untuk mengikuti imunisasi. Jadi tidak ada lagi alasan untuk menolak,” tandas Aziz.
Editor: Ahmad Muhlisin