31 C
Kudus
Minggu, Januari 19, 2025

Spanduk Tolak Demo Anarkis Bermunculan, Kholid: ‘Lucu Saja, Ini Pola Orde Baru’

BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang pria di teras sebuah rumah yang berada di Desa Loram Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, telihat sedang duduk santai. Dia adalah Kholid Mawardi, satu di antara sejumlah aktivis Kudus. Dirinya memberikan tanggapan terkait beredarnya spanduk bertuliskan ‘Kudus Cinta Damai, Tolak Aksi Anarkisme di Kudus’.

Menurutnya, setelah beredar spanduk tersebut, teman-teman yang tergabung di Ampera langsung ramai memperbincangkan. Selain menjadi bahan perbincangan, mereka juga menertawakan spanduk itu. Hal tersebut dikerenakan, pihaknya tidak merasa ricuh dan anarkis saat melakukan aksi.

Kholid Mawardi, Aktivis. Foto: Ahmad Rosyidi

Baca juga : Hartopo: ‘Banyak Buruh Diberhentikan Karena Aksi, Jangan Sampai Terjadi di Kudus’

-Advertisement-

“Kami santai saja dan ketawa, ya lucu saja. Ini pola lama, pola orde baru. Ini bagian dari upaya membungkam dan menakut-nakuti. Kalau dulu ada yang namanya Pam Swakarsa, jangan-jangan ada yang berupaya menghidupkan lagi Pam Swakarsa,” ungkapnya, Selasa (20/10/2020).

Dia berpendapat, maksud dari spanduk tersebut malah memecah belah sebagian kelompok. Karena pola yang digunakan juga sama persis dengan kabupaten/kota yang lain. Dia menduga, hal itu dikarenakan mendekati pemerintahan satu tahun Presiden Jokowi di periode ke dua.

“Saya menduga karena ini mendekati satu tahun pemerintahan Pak Jokowi di periode kedua. Ada ketakutan penguasa dan pemilik modal terkait aksi masyarakat.
Kami menolak juga bukan tanpa dasar, karena kami sudah mendiskusikan dan menyadari undang undang “gaib” itu,” jelasnya.

Kholid juga mempertanyakan, apa yang ditakuti dari aksi demo kemarin. Jika pemerintah, benar tinggal menjawab. Dia juga tidak merasa ada anarkisme, apa lagi makar atau tuntutan membubarkan Negara.

“Toh tidak ada tuntutan membubarkan Negara atau melengserkan Presiden. Kami hanya menyampaikan mosi tuntutan tidak percaya. Kan aneh kalo kami bersuara kemudian dibenturkan. Ini cara lama, lucu saja,” kata Kholid.

Dia ingin negara berpihak kepada rakyat. Tuntutan mahasiswa juga tidak ada yang mengarah ke disintegrasi bangsa. Kholid juga merasa aneh, dengan pimpinan dari sipil tetapi berasa dipimpin militer.

“Kami hanya menolak UU yang naif, tidak boleh diperdebatkan. Ini kan aneh, pemerintahan sipil, tetapi seperti dipimpin militer,” tambahnya.

Baca juga : Mahasiswa dan Rakyat Kudus Turun ke Jalan Bersatu Tolak UU Cipta Kerja

Kholid menegaskan, jika ia tidak hadir dalam kegiatan Deklarasi Cinta Damai, Tolak Aksi Anarkis di Kabupaten Kudus. Karena kegiatan tersebut tidak ada urgensinya. Ia menginginkan aksi nyata bukan hanya seremonial saja.

“Kenapa kami banyak yang tidak hadir deklarasi damai, menurut saya tidak ada urgensinya. Siapa sih yang tidak ingin hidup damai dan tenteram. Dan itu seharusnya dipikir pejabat Negara. Kami juga ingin bekerja dengan damai, hari tua damai, dan ketika di PHK tidak takut tanpa pesangon,” tegasnya.

Editor : Kholistiono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

42,000FansSuka
13,322PengikutMengikuti
30,973PengikutMengikuti
151,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER