BETANEWS.ID, KUDUS – SMPN 1 Kudus sudah menyiapkan skema penilaian tengah semester (PTS) bila dilakukan secara tatap muka. Pelaksanaannya pun tentu akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Kepala SMPN 1 Kudus Ahadi Setiawan menuturkan, secara kalender pendidikan (Kaldik) pelaksanaan PTS akan dilaksanakan pada 14 September 2020. Namun, karena masih kondisi pandemi Covid-19, pihaknya masih menunggu intruksi lebih lanjut dari Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus.
“Kemarin ada kabar Pak Plt (Plt Bupati Kudus HM Hartopo) ingin PTS dilakukan secara tatap muka. Ini kami sudah membuat skema-skema, misalkan nanti PTS akan tatap muka,” tuturnya saat ditemui di SMPN 1 Kudus, Kamis (3/9/2020).
Baca juga : 7 Sekolah di Jateng Gelar Uji Coba Belajar Tatap Muka, Ganjar: ‘Kalau Lancar Ditambah’
Dia menjelaskan, skema yang direncanakan di antaranya yakni waktu pelaksanaan akan lebih panjang. Menurutnya, biasanya untuk PTS dilakukan dalam waktu sepekan. Namun dalam kondisi pandemi ini, pihaknya membutuhkan waktu selama tiga pekan.
“Kami berencana menggelar PTS selama tiga pekan. Skemanya nanti bergantian. Minggu pertama kelas tujuh, minggu kedua kelas delapan dan terakhir kelas sembilan,” jelasnya.
Menurutnya, dalam satu angkatan terdapat 16 kelas yang disediakan dengan jumlah siswa per kelasnya 16 orang. Hal tersebut guna mengaplikasikan protokol kesehatan physical distancing.
Selanjutnya, sebelum masuk, nantinya ada satgas protokol kesehatan yang selalu mengecek suhu dan memantau pemakaian masker para siswa. Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan tempat cuci tangan dan handsanitizer untuk siswa.
Baca juga : SMK Wisuda Karya Kudus Sudah Lakukan Pembelajaran Tatap Muka
“Siswa juga wajib membawa masker, face shield dan handsanitizer,” tuturnya.
Meski demikian, pihaknya masih menunggu arahan dan petunjuk dari Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus.
“Intinya kami sudah siap jika mau tatap muka. Kalau nanti dirasa kurang pas dan harus dibuat dua shift pagi dan sore, kami akan membuat soal berbeda A dan B,” tutupnya.
Editor : Kholistiono