BETANEWS.ID, KUDUS – Ditempatinya kembali Pasar Rakyat Kudus dengan penerapan protokol kesehatan ternyata menuai kegelisahan pedagang. Kegelisahan tersebut bukan karena dipasangnya partisi berbahan aklirik untuk menyekat antara pedagang dan pembeli, melainkan sepinya pembeli yang datang.
Muslikah, satu di antara pedagang yang berada di Pasar Rakyat menuturkan, saat dipindah dari Pasar Baru ke Pasar Rakyat, pembeli yang datang sedikit. Menurutnya, dalam sehari dirinya hanya mendapatkan pembeli sekitar lima sampai 10 orang saja.
Baca juga : Antisipasi Covid-19, Pasar Rakyat di Kudus Diberi Sekat Antara Pedagang dan Pembeli
“Sepi Mas di sini, lebih ramai di sana,” tuturnya saat ditemui di Pasar Rakyat, Rabu (22/7/2020).
Menurut Muslikah, faktor yang menyebabkan sepinya pengunjung yakni karena lokasi Pasar Rakyat yang berada di belakang Pasar Baru. Selain itu, sebagian besar pedagang masih belum pindah dari Pasar Baru ke Pasar Rakyat.
“Sebenarnya kalau kompak pindah semua, di sini akan ramai,” tutur wanita yang berjualan ikan tersebut.
Katanya, dirinya mau dipindah ke Pasar Rakyat, karena diancam tidak boleh lagi berdagang bila tidak mengikuti arahan dari Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus. “Saya gak boleh jualan lagi kalau tidak ikut,” jelasnya.
Muslikah berharap, Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus agar bersikap adil mengenai penempatan pedagang di Pasar Rakyat.
Baca juga : Langgar Protokol Covid-19, Pasar Kliwon Ditutup Dua Hari
“Saya berharap semua pedagang di depan (Pasar Baru) segera cepat pindah. Agar tidak sepi. Kalau sama-sama di sini pasti ramai,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Sudiharti menuturkan, proses perpindahan pedagang dari Pasar Baru ke Pasar Rakyat dilakukan secara bertahap. Menurutnya, jumlah lapak yang berada di Pasar Rakyat yakni sejumlah 198. Saat ini, sudah terdapat sekitar 60 pedagang yang sudah pindah.
Editor : Kholistiono