BETANEWS.ID, KUDUS – Tiga orang pria tampak di depan sebuah rumah di Desa Jati Kulon, RT 04 RW 05, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Dua orang terlihat sedang melakukan pengeleman huruf dari bahan aklirik dan satu orang melakukan pengecekan. Satu di antara tiga orang itu yakni Cipto Santo (52), seorang pegiat seni rupa di Kudus.
Sambil mengecek hasil pekerjaan karyawannya, bapak dua anak itu berbagi cerita kepada betanews.id tentang usahanya di bidang seni rupa. Sejak sekolah, pria yang akrab disapa Cipto itu memang sudah menekuni seni rupa. Setelah lulus SMA dia mengadu nasib ke Jakarta, bekerja di bagian desain grafis selama 10 tahun di sana.
Pada 2001, dia kembali ke Kudus dan membuka usaha sendiri, menerima jasa lukis, airbrush figura. Tahun 2003, Cipto mulai menerima jasa artistik film, teater, event dan dekor pernikahan hingga sekarang. Cipto juga mengungkapkan, jika dirinya belum pernah bekerja selain di dunia kesenian.
“Serumit apapun pekerjaan seni bisa saya nikmati. Semua pesanan yang berkaitan dengan seni rupa kemungkinan saya bisa. Kalau istilah orang Jakarta itu Palu Ganda, apa lu mau gue ada,” ungkapnya sambil tertawa.
Saat ini Cipto lebih dikenal sebagai tukang dekor atau artiskik. Pelanggannya merasa senang karena dia bisa memberi arahan dengan memaksimalkan dana yang ada. Selain itu Cipto juga dikenal dengan dekor dari bahan bekas.
Untuk harga jasanya, dekorasi panggung kecil kisaran Rp 1 juta hingga 1,5 juta, panggung besar mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta, dan stand kisaran Rp 5 juta. Selain dekorasi, Cipto juga menerima pesanan papan nama atau papan petunjuk.
Rukin, satu di antara pelanggan, mengaku senang dan puas dengan hasil pekerjaan Cipto. Selain hasilnya rapi dan sesuai harapan, menurutnya Cipto bisa memberi arahan agar lebih efisien.
“Ini saya mau pesan banner untuk warung kopi. Saya sering pesan disini, paling sering pesan aklirik untuk sangkar burung,” tambahnya, Kamis (20/2/2020).
Editor : Kholistiono