SEPUTARKUDUS.COM, DERSALAM – Di sebuah rumah kotrakan di Desa Dersalam, Bae, Kudus, terlihat dua orang perempuan sedang menggoreng ikan teri. Usai menggoreng ikan, mereka kemudian menghaluskan ikan terdebut dan dicampur kedalam adonan. Mereka adalah Miftahul Inayah (21) dan Khusnul Farida (21), mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) yang lolos Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) tahun 2017.
Miftah, begitu dia akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada Seputarkudus.com tentang keikutsertaannya dalam PKMK. Dia dan kelompoknya membuat bakso ikan asin karena belum pernah melihat ada pengolahan ikan asin menjadi produk lain. Selain itu juga harga ikan teri lebih murah jika dibanding dengan daging sapi.
“PKMK kami berjudul Baksin (Bakso Ikan Asin Instan) Inovasi Olahan Ikan Asin Makanan Khas Kabupaten Pati. Ini karya kami bertiga, saya dari Pati, Khusnul Farida dari Rembang dan Ahmad Edi Waluyo dari Jepara,” ungkapnya saat ditemui Seputarkudus.com belum lama ini.
Mereka mengajukan PKMK pada bulan November 2016, dan mendapat pengumuman lolos pada bulan Maret 2017. Dari sekian banyak yang mengajukan hanya 11 kelompok yang lolos dan mendapat biaya pembinaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) senilai Rp 10 juta. Dari dana tersebut mereka berencana akan membuat usaha bersama.
“Rencana kami akan membuat usaha bersama dari dana tersebut. Saat ini kami baru produksi sedikit, tapi bulan Ramadan ini rencana akan lebih sering memproduksi. Akan kami titipkan di toko-toko dan warung yang ramai pengunjung,” terang mahasiswi progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi (FE), UMK itu.
Farida, begitu Khusnul Farida akrab disapa, menambahkan, bulan Ramadan ini mereka akan lebih giat memproduksi agar produknya lebih cepat dikenal. Mereka akan memasarkan dengan cara bekerjasama dengan sejumlah toko yang ada di Kudus dan Pati.
“Saat ini baru terlaksana dua, waktu Daandangan kami menaruh produk di stan produk UMKM Pati dan di Warung Delima depan UMK. Kami juga berjualan di kampus dan di Car Free Day. Respon pembeli cukup bagus, malah ada saran sekalian jual nasi, karena enak kalau di buat lauk” paparnya sambil tertawa.
Menurutnya, dalam waktu dekat ini akan ada monitoring dan evaluasi, kemudian ada pengumuman masuk Pekan Mahasiswa Nasional atau tidak. “Maka dari itu kami perlu lebih giat lagi di bulan Ramadan ini. Menurut saya momennya pas, karena Bakasin ini bakso goreng jadi bisa dimakan saat berbuka ataupun sahur,” ungkap mahasiswi progdi Manajemen, FE, UMK itu.
Farida juga menjelaskan, produknya bisa bertahan sekitar 4 hari. Dan kali ini dia memproduksi untuk dititipkan di sejumlah toko di Pasar Pragola, pusat oleh-oleh khas Pati. Selain di Pati, dalam waktu dekat ini mereka juga berencana bekerjasama dengan toko Jenang Karomah. Produk Bakasin dijualnya dengan harga Rp 7 ribu per kemasan, berisi 10 bakso.