SEPUTARKUDUS.COM, GONDANGMANIS – Di tepi jalan Lingkar Utara Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Kudus, tepatnya di depan kampus Universitas Muria Kudus (UMK), tampak sebuah warung kecil penuh sesak pengunjung. Dan beberapa di antara mereka nengantre untuk mengambil ayam dan cabai mentah untuk digeprek. Di bagian dapur terlihat seorang pria memakai topi hitam sibuk membuat es teh, pria tersebut bernama Sutikno (60), pemilik warung Ayam Geprek Pak Tikno.
Kepada Seputarkudus.com, Sutikno sudi berbagi kisah tentang usahanya usai menyelesaikan pekerjaannya di warung. Dia menceritakan, membuka warung ayam geprek sejak enam bulan yang lalu. Niat awal dirinya membuat warung tersebut hanya untuk mengisi hari tua. Dia tak memiliki kegiatan setelah memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai arsitek di sebuah kantor konsultan di Jakarta.
Baca juga: Jauh-Jauh dari Pati, Ana Penasaran Lezatnya Ayam Geprek Pak Tikno, Setelah Mencoba Jadi Jatuh Cinta
“Sebenarnya awal membuka warung makan ayam goreng geprek hanya untuk mengisi waktu. Namun Alhamdulillah, malah laris dan banyak diminati pembeli. Dan dari penjualan tersebut aku bisa meraup omzet sekitar Rp 3 juta sehari,” ujar pria murah senyum tersebut.
Pria kelahiran Kudus ini mengatakan, omzet tersebut merupakan total penjualan di warung dan pesanan katering. Selain menjual di warung, Tikno mengaku juga menerima pesanan katering. Setiap hari ada pesanan katering tak kurang dari 150 porsi. Dia menuturkan untuk penjualan di warung dia membanderol ayam gepreknya seharga Rp 10 ribu satu paket, nasi, ayam geprek dan es teh.
Untuk memenuhi permintaan para pelanggannya, dia mengaku menghabiskan ayam sekitar 60 hingga 70 kilogram seharinya. Saking larisnya penjualan ayam geprek di warungnya, ayam geprek yang dia jual selalu habis antara pukul 13:00 WIB sampai pukul 14:00 WIB.
“Meskipun ayam goreng geprek yang aku jual selalu habis setengah hari, namun aku tidak pernah punya keinginan menambahi setok ayam. Hal ini karena warungku sempit. Aku berharap suatu saat bisa membuka cabang sesuai permintaan para pelanggan,” ungkapnya.
Pria yang sudah dikaruniai dua anak serta dua cucu itu mengungkapkan, selama ini para pelanggannya banyak memberi masukan agar dirinya membuka cabang. Katanya, agar mereka tetap bisa menyantap ayam goreng geprek miliknya saat warung di depan UMK habis.
Terlihat saat ayam geprek milik Tikno sudah habis sekitar pukul 14:00 WIB, banyak pembeli terus berdatangan. Namun mereka kecewa karena keinginan menyantap ayam geprek tak kesampaian.
Satu di antara pelanggan yang tak kebagian ayam geprek, Lia Fiaturohmah (22). Dia mengaku telat datang ke warung Pak Tikno karena ada acara. Dia mengungkapkan, hampir setiap hari pada jam makan siang selalu membeli ayam goreng geprek Pak tikno bersama temannya.
“Aku sudah sering membeli ayam geprek Pak Tikno, bahkan hampir setiap hari. Namun hari ini aku tidak kebagian, agak kecewa sih, tapi gak apalah. Hari ini aku makan siang dengan menu lainya saja,” ungkap perempuan yang akrab disapa Lia tersebut.