SEPUTARKUDUS.COM, UMK – Di sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK). Seusai rapat, tampak sejumlah mahasiswa sedang mempersiapkan bekal yang hendak mereka bawa ke acara Edukatif Homestay. Muchammad Izzuddin Khoirul Chabiba (21), Gubernur Mahasiswa FKIP, mengaku anggotanya masih semangat meski acara mundur dua pekan.

Izzuddin dia akrab disapa, sudi berbagi cerita kepada seputarkudus.com. Kegiatan Edukatif Homestay mundur karena bersamaan dengan adanya Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tempur, Keling, Jepara. Pihaknya meemutuskan untuk mencari lokasi lain, dan akhirnya diputuskan di Desa Gunungsari, Telogowungu, Pati. Penyelenggaraan acara tersebut mundur dua pekan.
“Rencana kami melaksanakan Edukatif Homestay di Desa Tempur pada tangga 23 Januari 2017. Karena bersamaan dengan adanya KKN di sana, akhirnya kami pindah di Desa Gunungsari, Telogowungu, Pati. Meski acara mundur dua pekan dan ada beberapa yang membatalkan untuk ikut, tetapi masih banyak yang semangat,” ungkap warga Desa Sukosono, Kedung, Jepara itu.
Dia menjelaskan, Edukatif Homestay adalah pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga, yakni pengabdian masyarakat. Tujuannya agar mahasiswa bisa belajar lebih peka terhadap persoalan masyarakan, sehingga menjadi agen perubahan yang kelak bisa menjadi pemimpin masa depan.
Izzuddin juga menerangkan, kegiatan Edukatif Homestay akan dilaksanakan mulai tanggal 8 februari 2017 hingga tanggal 13 Februari 2017. Jumlah peserta ada 28 orang, terdiri dari 20 anggota BEM FKIP, dan 8 orang mahasiswa FKIP. Sebelumnya ada 37 orang yang hendak ikut. Dikarenakan acara mundur dua pekan, akhirnya ada tujuh orang membatalkan ikut dan ada dua orang anggota BEM yang sedang sakit.
“Peserta dari luar anggota BEM memang sengaja kami batasi maksimal 15 orang, takutnya tidak efektif kalau terlalu banyak. Karena mundur dua pekan jadinya ada tujuh orang yang tidak bisa ikut karena ada agenda lain,” jelas anak kedua dari lima bersaudara itu.
Ketua panitia kegiatan Erwin Luky Prasetya (21) menambahkan, untuk persiapan acara Edukatif Homestay membutuhkan waktu dua bulan. Dan nantinya mereka akan mengajar di beberapa sekolah, seperti sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ), dan madrasah tsanawiah (MTS).
Erwin, begitu dia akrab disapa, menuturkan, selain mengajar nantinya juga akan membuat beberapa lomba untuk anak-anak dan bersih-bersih desa. Mereka juga akan membagikan tempat sampah untuk masyarakat setempat.
“Lombanya ada lomba drama, paduan suara, dan cerdas cermat. Nanti peserta yang ikut akan kami bagi beberapa kelompok, dan setiap kelompok akan kami dampingin. Sebenarnya kami juga berencana ada tanam pohon, karena permohonan bantuan pohon belum ada konfirmasi jadi ini masih menunggu,” tambahnya.