ponsel keluaran terbaru berbagai merek juga nampak menghiasi etalase. Toko yang berjarak sepelemparan batu dari Perempatan Sleko itu, menyimpan kenangan panjang bagi pemiliknya, Roy Kristiyanto (39).
![]() |
Pemilik Extreme Cell Kudus, Roy Kristiyanto bersama istrinya. Foto: Imam Arwindra |
Kepada Seputarkudus.com, Roy sudi berbagi kisah tentang toko yang banyak menjadi rujukan pembeli ponsel di Kudus tersebut. Satu di antara kenangan yang tak bisa dilupakan, kata Roy, yakni pada tahun 2012. Saat itu toko miliknya
pernah dibobol maling dan dirinya harus menanggung utang Rp 1,5 miliar.
Rp 1,5 miliar dan barang yang dijual di toko hampir ludes. Ibarat jatuh ketiban tangga, setelah peristiwa pembobolan toko itu, teman yang biasa membantunya di toko juga mencuri barang yang masih tersisa di toko. “Saat itu aku putus asa,” ungkapnya saat ditemui
Seputarkudus.com di Extreme Cell.
mengacungkan jempol ke arah istrinya dan dibalas senyuman.
kasir mengungkapkan, suami dan dirinya harus bangkit karena harus menanggung utang
dengan jumlah yang besar. Setelah kejadian pembobolan toko, dia mendatangi
distributor ponsel untuk menego supaya mendapatkan barang.
“Saya benar-benar
minta tolong kepada distributor sambil membawa sertifikat rumah, mobil dan lainnya, supaya dapat dipercaya. Tahun 2013 saya mulai dari nol,” tambah Evi bercerita penuh semangat.
bisa mengangsur utangnya. Menurutnya saat ini semua utang tertanggung sudah lunas dibayar dan Extreme semakin berkembang. Dikatakan Evi,
dirinya sudah terbiasa fight di
lapangan dan terbentur dengan hal-hal yang rumit. Selain itu, Evi tidak mau
pesaingnya senang akan kejadian yang menimpanya.
“Saya tidak mau ditertawakan
rival, kan mereka senang dengan
bilang ‘rasakke‘,” tambah perempuan satu anak tersebut.
diserahkan kepada istrinya. Dirinya hanya membantu penjualan dan servis. Menurutnya,
sekarang toko yang dirintis sejak tahun
1997 sudah mampu menjual puluhan ponsel dalam seharinya. Untuk smartphone
merek Xiaomi dapat dijualnya 25-40 unit dalam sehari. begitu juga dengan
brand-brand lainnya.
Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara (YKPN) Yogjakarta tahun
1997. Saat itu Roy sudah menjalankan bisnis voucer pulsa Telkomsel. Tahun 1998, dia juga
menambah layanan servis perbaikan handphone. “Saat itu saya masih kuliah di
Yogjakarta dan bolak-balik Kudus Yogjakarta,” ungkapnya.
Selanjutnya, pada tahun 2005 dirinya mempunyai toko di ruko
Wahid Hasyim nomor 70 di dekat SMA Masehi. Saat itu, dirinya menjual HP bekas,
aksesoris HP, perdana, voucer pulsa, voucer elektrik, service hp, dan lampu
warna yang biasa dipasang di LCD HP. Berjalan dua tahun, dirinya sudah menjual HP baru Nokia, Motorola, dan LG.
“Akhirnya pada tahun 2010, muncullah HP Blackberry dan merek Tiongkok yang ramai diburu orang. Hingga pada tahun
2012, insiden kemalingan terjadi dan memulai lagi dari nol setahun kemudian,” jelasnya.