31 C
Kudus
Kamis, Maret 20, 2025

Nugroho, Siswa SMA 1 Mejobo Kudus Ngos-ngosan Usai Bermain Gobak Sodor di Lapangan Sekolah

SEPUTARKUDUS.COM, JEPANG – Sejumlah siswa mencoba
menghidar dari hadangan penjaga garis. Mereka berupaya mengecoh penjaga garis saat bermain Gobak Sodor lapangan serba guna SMA 1 Mejobo Seorang siswa tampak gesit melewati empat penjaga garis menuju garis finish meski bertubuh kecil.

permainan gobak sodor
Sejumlah siswa SMA 1 Mejobo Kudus bermain Gobak Sodor di lapangan. Foto: Imam Arwindra

Dengan tubuh yang penuh keringat, laki-laki bernama Muhammad
Nugroho tersebut mengaku timnya baru saja memenangkan
pertandingan. Menurutnya, ada enam tim yang telah dikalahkannya. “Main Gobak
Sodor seperti berolahraga. Ini keringat saya keluar semua,” ungkap Nugroho sambil ngos-ngosan.
Nugroho memberitahukan,
permainan tradisional yang dimainkannya diadakan untuk memperingati HUT
SMA 1 Mejobo ke-21. Menurutnya, permainan Gobak Sodor sudah semakin hilang
karena tidak ada yang memainkannya. Hal tersebut disebabkan karena era
modernisasi yang memunculkan banyak permainan-permainan digital. “Semoga
permainan ini terus dimainkan agar tidak hilang. Bermain Gobak Sodor sekaligus berolahraga,”
jelasnya.
Dalam permainan tersebut timnya terdapat enam orang dimana
yang bermain 4-5 orang dan satu menjadi cadangan. Dia yang mewakili kelas 11
IPS 2 mengaku ada strategi khusus untuk bisa memenangkan permainan. Menurutnya, tim dalam permainan ini harus kompak dan satu kordinasi agar strategi yang telah
direncanakan bisa berjalan dengan baik. 

Menurutnya permainan yang punyai nama lain Hadang tersebut dimainkan
dua tim sebagai penjaga dan yang berlari atau lawan. Dikatakan menang jika ada
salah satu lawan dapatmencapai garis finish tanpa keluar garis dan tersentuh
oleh penjaga. Namun akan kalah jika salah satu lawan terkena penjaga atau
keluar dari garis. “Ini lapangannya lapangan serba guna yang dibuat dari cor
semen. Garisnya menggunakan lakban. Ada empat orang yang berjaga,” terangnya.

Jamadi Humas SMA 1 Mejobo yang sedang mengawasi muridnya
menuturkan, permainan tradisional tersebut diadakan supaya tidak punah. Menurutnya,
permainan tersebut semakin ditinggalkan anak-anak untuk dimainkan. Menurutnya,
konsep acara tersebut yang menentukan yakni siswa sendiri. “Jadi semua acara
yang mengonsep dan melaksanakan yakni siswa sendiri. Supaya mereka
berkreativitas,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER