SEPUTARKUDUS.COM, RENDENG – Di bawah pohon tepi Jalan Jendral Sudirman, Kudus, perempuan tua berbaju motif aneka warna duduk termangu. Puluhan sandal dan sepatu terjajar di depannya. Sesekali dia terlihat mengantuk, meski deru suara knalpot kendaraan meraung di sekelilingnya. Pabrik Gula Rendeng, Kecamatan Kota, Kudus, yang berdiri megah, seolah menjadi saksi perjuangan wanita tua itu menjemput rezeki dari sandal yang terjual.
Perempuan tua duduk termangu menunggu pengendara yang melintas di Jalan Jendral Sudirman, depan Pabrik Gula Rendeng, Kudus, yang akan membeli sandal dan sepatu yang ia jual. Foto: Rabu Sipan |
Puluhan menit berlalu, namun tak satu pun pengendara menghentikan kendaraan untuk sekadar melihat sandal dan sepatu yang dijualnya. Meski begitu, dia tampak setia menunggui barang-barang jualannya, dengan harapan ada satu di antara pengendara yang melintas, berminat membeli.
Menurut Ningsih (33), pedagang nasi yang ada di seberang jalan tak jauh dari tempat perempuan tua itu berjualan, mengaku tak mengenal perempuan renta tersebut. Dia hanya tahu perempuan tersebut datang di depan pabrik gula sekitar pukul 08.00 WIB dengan mengendarai sepeda.
“Dia selalu datang mengendarai sepeda ontel. Di bagian belakang sepedanya dipenuhi sandal dan sepatu yang dia jual. Dia pulang sekitar pukul 16.00 WIB,” ujar Ningsih kepada Seputarkudus.com, Kamis (2/6/2016).
Menurutnya, barang dagangan perempuan renta tersebut tak terlalu banyak diminati pengendara yang melintas. Bahkan, dirinya berkata sandal-sandal itu tak laku. “Aku perhatikan sehari paling ada dua orang pembeli. Bahkan sering tidak ada pembeli sama sekali,” ungkap Ngasih.
Saat dihampiri, perempuan tua tersebut mengatakan, harga sandal dan sepatu yang dia jual dibanderol seharga Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. Namun sayang, perempuan tersebut menolak bercerita tentang keteguhannya dalam menjemput rezeki. Bahkan, sekadar nama pun tak terucap dari mulutnya.
Tak Mau Menerima Pemberian Orang Lain
Menurut Ningsih perempuan renta tersebut tidak mau menerima pemberian uang dari orang lain. Pernah ada orang kasihan kepada wanita tersebut lalu memberi uang, tetapi ditolak. Alasanya karena dia berdagang bukan peminta-minta. Intinya dia mau menerima uang, jika orang tersebut membeli sandal yang dia jual.
Ningsih mengatakan, perempuan tersebut sudah sekitar dua tahun berdagang di depan Pabrik Gula Rendeng, tanpa terpal atau payung untuk melindunginya dari panas dan hujan. “Bahkan kemarin saat hujan dia masih bertahan, waktu aku panggil untuk berteduh dia hanya menggelengkan kepalanya,” ujarnya.
Senada dengan Ningsih, Yono (37) penjual bensin di depan Pabrik Gula Rendeng menuturkan, wanita itu tidak mau menerima bantuan seseorang dengan gratis. Lebih baik jika ingin membantu, belilah sandal dan sepatu yang dia jual.