SEPUTARKUDUS.COM, RENDENG – Di tepi Jalan Jendral Sudirman, tepatnya di depan Pabrik Gula (PG) Rendeng Kudus, terlihat puluhan lampion tergantung di utas tali yang terikat tiang dan sebatang pohon. Terlihat juga seorang pria berkumis
sedang berdiri dan memegangi satu di antara lampion tersebut. Pria itu bernama Kurniawan (42),
penjual lampion Lebaran yang lansung menerima pesanan, meski baru sehari berjualan.
sedang berdiri dan memegangi satu di antara lampion tersebut. Pria itu bernama Kurniawan (42),
penjual lampion Lebaran yang lansung menerima pesanan, meski baru sehari berjualan.
Kurniawan, atau biasa di sapa Pak Kus mengatakan, pada Ramadan tahun ini dirinya baru sehari berjualan lampion. Itu karena lampion-lampion tersebut baru sampai di rumahnya.
“Puluhan lampion ini baru diantarkan oleh perajinnya, makanya aku baru berjualan hari ini. Meski begitu aku sudah
mendapatkan pesanan 50 lampion dari pengurus masjid untuk takbir
keliling,” kata Pak Kus kepada Seputarkudu.com, belum lama ini.
Pria yang mengenakan celana hitam tersebut
mengungkapkan, selain para pengurus masjid ada juga sekitar 10 orang tetanggaku
yang memesan lampion itu untuk anaknya untuk malam takbiran.
mengungkapkan, selain para pengurus masjid ada juga sekitar 10 orang tetanggaku
yang memesan lampion itu untuk anaknya untuk malam takbiran.
“Mereka memesan
tetapi lampionnya diambil waktu malam takbiran. Soalnya kalau diambil sekarang
mereka khawatir lampion tersebut akan rusak sebelum dibuat takbiran keliling,”
ujarnya.
Pria yang tercatat sebagai warga Desa Rendeng, Kecamatan
Kota, mengatakan, hampir semua yang memesan lampion sudah membayar lunas, paling hanya beberapa orang yang hanya memberi uang muka.
Dia mengaku menjual lampionya tersebut dengan harga Rp 20 ribu untuk lampion berbentuk masjid kecil. Sedangkan untuk bentuk menara, Hello Kitty, dan masjid besar harganya Rp 25
ribu. Jika membeli lengkap dengan lampu LED harganya ditambah Rp 10 ribu.
ribu. Jika membeli lengkap dengan lampu LED harganya ditambah Rp 10 ribu.
Pak Kus menceritakan, sudah empat tahun berjualan lampion setiap bulan Puasa. Biasanya lampion mulai laris sekitar sepekan sebelum Lebaran.
Sedangkan puncaknya tiga hari sebelum Lebaran.
Sedangkan puncaknya tiga hari sebelum Lebaran.
“Sepekan sebelum Lebaran biasanya aku bisa menjual sekitar 10
lampion, sedangkan di ketiga hari sebelum Lebaran aku bisa menjual habis
lampion yang aku bawa,” ungkap pria berputra dua itu.
lampion, sedangkan di ketiga hari sebelum Lebaran aku bisa menjual habis
lampion yang aku bawa,” ungkap pria berputra dua itu.
Pria yang keseharianya berjualan
bakso bakar tersebut menuturkan, pada hari pertama berjualan, dia membawa
sekitar 30 lampion dari total 125 lampion yang ada di rumahnya. “Aku berharap
semoga penjualan lampionku di bulan Puasa tahun ini laris seperti tahun-tahun
sebelumnya,” harapnya.
bakso bakar tersebut menuturkan, pada hari pertama berjualan, dia membawa
sekitar 30 lampion dari total 125 lampion yang ada di rumahnya. “Aku berharap
semoga penjualan lampionku di bulan Puasa tahun ini laris seperti tahun-tahun
sebelumnya,” harapnya.