Dua wanita berkaus warna hijau di bawah
tenda terpal biru tampak terburu-buru memasukan bahan es campur dan es teler ke dalam bungkus plastik. Mereka sudah ditunggu para pembeli yang sudah mengantre di sekeliling meja. Satu dari wanita tersebut bernama Iis (30), yang menjajakan minuman es di depan gedung DPRD
Kudus, pada hari pertama puasa, Senin (6/6/2016).
tenda terpal biru tampak terburu-buru memasukan bahan es campur dan es teler ke dalam bungkus plastik. Mereka sudah ditunggu para pembeli yang sudah mengantre di sekeliling meja. Satu dari wanita tersebut bernama Iis (30), yang menjajakan minuman es di depan gedung DPRD
Kudus, pada hari pertama puasa, Senin (6/6/2016).
Iis menuturkan, dirinya sempat
cemas karena cuaca sore kemarin tampak mendung, bahkan sempat turun hujan. Padahal pada hari puasa pertama itu dia menyiapkan banyak bahan minuman es.
cemas karena cuaca sore kemarin tampak mendung, bahkan sempat turun hujan. Padahal pada hari puasa pertama itu dia menyiapkan banyak bahan minuman es.
“Alhamdulillah meskipun
tadi sempat hujan tapi pada hari pertama puasa ini es saya terjual habis,” kata Iis kepada Seputarkudus.com.
Warga Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kudus, itu mengaku sudah berjualan es dengan menggunakan
gerobak selama delapan tahun di lokasi tersebut.
Biasanya saat bulan puasa, barang daganganya diperbanyak
dari hari biasa.
gerobak selama delapan tahun di lokasi tersebut.
Biasanya saat bulan puasa, barang daganganya diperbanyak
dari hari biasa.
“Biasanya aku mulai berjualan es
pada jam 08.00 WIB, sedangkan untuk Ramadan aku mulai jualan jam 14:00 WIB
dan pulang kalau sudah sepi pembeli atau pas sudah habis seperti sekarang ini,”
ujarnya.
Satu porsi es campur dan es
teler miliknya dijual dengan harga Rp 3500. Iis mendapatkan pemasukan sekitar Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu, tergantung banyaknya porsi minuman es
yang terjual. Omzetnya juga dipengaruhi cuaca.
teler miliknya dijual dengan harga Rp 3500. Iis mendapatkan pemasukan sekitar Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu, tergantung banyaknya porsi minuman es
yang terjual. Omzetnya juga dipengaruhi cuaca.
Pada sore kemarin, hal yang sama juga dialami Firdaus
Budi (19) pedagang es teler dan es bangka, yang berjualan tak jauh dari tempat Iis berjualan. Pada pukul 18:00 WIB, minuman es yang dia jual juga ludes. “Tadi sempat cemas juga,
soalnya hujan turun tapi aku bersyukur dagangan sudah habis. Jadi Rp 800 ribu
sudah kepegang,” ujar pria yang biasa disapa Budi tersebut.
Budi (19) pedagang es teler dan es bangka, yang berjualan tak jauh dari tempat Iis berjualan. Pada pukul 18:00 WIB, minuman es yang dia jual juga ludes. “Tadi sempat cemas juga,
soalnya hujan turun tapi aku bersyukur dagangan sudah habis. Jadi Rp 800 ribu
sudah kepegang,” ujar pria yang biasa disapa Budi tersebut.
Beberapa pedagang berbagai
macam es yang berada tak jauh dari gedung DPRD, di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus, sore itu dipenuhi para
pembeli. Bahkan tampak beberapa kali terlihat antrean pembeli es tersebut,
menghambat laju kendaraan yang melintas di jalan.
macam es yang berada tak jauh dari gedung DPRD, di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus, sore itu dipenuhi para
pembeli. Bahkan tampak beberapa kali terlihat antrean pembeli es tersebut,
menghambat laju kendaraan yang melintas di jalan.