SEPUTARKUDUS.COM, UMK – Beberapa pengunjung terlihat
duduk di beberapa kursi yang disediakan warung makan depan depan Kampus UMK, Desa Gondang Manis Kecamatan Bae, Kudus. Seorang
laki-laki berkemeja kotak-kotak terlihat sedang mengambil nasi di tempat nasi
yang disediakan. Lalu dia mengambil sayur dan ayam krispi yang ditaruh
di rak atas.
![]() |
Aneka lauk dan sayur di sajikan di warung milik Darwati yang sering disapa Mak Dar, di Depan Kampus UMK. Foto: Imam Arwindra |
“Minum apa mas?” Tanya seorang pelayan perempuan yang sudah
memegang gelas ditangannya. “Es teh buk,” jawab pria berbaju kotak-kotak sambil menoleh kebelakang.
diberikan untuk satu porsi nasi dan sayur sangat murah, yakni Rp 3 ribu.
dan sayur sepuasnya,” ungkap Darwati, atau yang akrap disapa Mak Dar, ketika ditemui di warungnya, Selasa
(17/5/2016).
ketika masih di Perumahan Muria Indah, Desa Gondang Manis, Bae, Kudus. Dia pindah di depan Kampus
UMK sekitar tahun 2013. Alasan dia berjualan secara prasmanan, untuk
membantu mahasiswa yang makannya banyak, namun uang sakunya pas-pasan.
“Tak sekadar hanya berjualan saja. Saya ingin membantu
anak-anak kos supaya tetap bisa makan. Di sini hutang juga boleh,” ungkapnya.
masih menempuh pendidikan di Sekolah Pelayaran, Semarang. Uang yang dia kasih menurutnya terbilang
pas-pasan.Tapi ada pemilik warung yang baik dengan anaknya.
hutang. Saat saya membantu mahasiswa di sini, anak saya di Semarang juga dibantu orang lain,” tambahnya.
penyet dan aneka lauk ikan dan ayam.
Mahsiswa UMK Sangat Terkesan
Bagi sebagian mahasiswa UMK, khususnya angkatan sekitar tahun 2000, warung milik Mak Dar sangat memberikan kesan. Selain bisa mengambil nasi dan sayur sesukanya dan murah, Mak Dar juga mengizinkan mereka untuk berhutang.
“Dulu setiap hari makannya ya di warung Mak Dar. Makan sekali bisa untuk bekal satu hari, karena ambil nasi dan sayurnya bisa banyak,” ujar Makin, mahasiswa FKIP UMK angkatan 2003.
Dia mengaku masih sering datang ke warung Mak Dar, meski tidak lagi kuliah di UMK. Sikap baik Mak Dar kepada mahasiswa yang datang ke warungnya, memberikan kesan mendalam, sehingga menganggap Mak Dar seperti ibunya sendiri.
“Saya dulu makan di sana ketika masih di Perumahan Muria Indah. Kebetulan kontrakan saya di perumahan itu. Mak Dar sangat baik kepada siapapun. Orangnya sangat peduli, khususnya kepada mahasiswa kuliah harus mencari biaya sendiri. Dulu kalau tidak punya uang saya sering hutang,” tuturnya sambil tertawa.