SEPUTARKUDUS.COM, ALUN-ALUN – Ratusan orang berlalu lalang Alun- Alun Simpang Tujuh, Minggu (22/5/2016). Mereka memanfaatkan Car Free Day untuk berolahraga di pusat kota. Ada pula sebagian di antaranya memanfaatkannya untuk berkumpul bersama anggota komunitas. Namun, di sudut timur Alun-alun, seorang kakek berkemeja hijau muda menyangga dagu dengan dua kakinya. Di depannya berjajar puluhan kendi dan celengan.
Sumiran, kakek 95 tahun menunggu pembeli datang di depan restoran cepat saji, Alun-alun Simpang Tujuh, Kudus. Foto: Rabu Sipan |
Kakek tersebut Bernama Sumiran (95). Dia mengaku datang dari Demak untuk menjual kendi dan celengan. Dia mulai berjualan saat pagi buta, saat Alun-alun masih sepi orang. Dia sengaja datang lebih awal agar kendi dan celengan yang dijual laku banyak.
“Saya datang dari Demak untuk berjualan kendi dan celengan ini,” ujar kakek kurus yang tampak letih di raut wajahnya, saat menjual kendi dan celengan tepat di depan restoran cepat saji, KFC.
Tak lama kemudian, ada serombongan orang menghampiri Sumiran. Mereka melihat dan memegangi beberapa kendi dan celengan yang dijual kakek tersebut. Beberapa di antara peserta Car Free Day tersebut menyodorkan beberapa lembar uang kepada Sumiran. Satu di antaranya Khozin (26).
“Jujur ya, sebenarnya aku tidak begitu memerlukan barang ini(kendi). Tetapi sebagai sesama manusia, rasa simpatikku tergugah dan kemudian membeli barang ini,’’ ujar nya kepada Seputarkudus.com.
Begitu juga dengan Muhamad Efendi (21), pemuda asal Kelurahan Purwosari, Kudus, itu mengaku membeli kendi yang dijual Sumiran seharga 30 ribu. “Aku tidak menawar, soalnya kasihan jadi langsung aku bayar aja, “ kata pria yang biasa di panggil Effendi.
Ada beberapa orang lainnya yang datang berpura-pura menanyakan harga kendi kepada Sumiran. Dina Ratnasari (21) satu di antaranya. Dia langsung memberikan uang tanpa mengambil kendi atau celengan yang dijual.
Wanita yang biasa di sapa Dina itu mengaku, dirinya sengaja datang menanyakan harga serta pura-pura menawar. “Kalau langsung ngasih uangnya takut bapaknya tersinggung. Soalnya bapak itu kan jualan. kasihan banget dan tidak tega melihat pria sepuh itu masih semangat berjualan,” kata wanita asal Desa Rendeng, Kecamatan Kota.