SEPUTARKUDUS.COM, GEBOG – Di Dukuh Kalilopo, Desa Klumpit, Kecamatan Gebok, Kudus, terdapat sebuah bercat putih berbentuk joglo. Rumah tersebut milik seorang
pemuda Ansor Gebog bernama Saefudin Nawawi (27), yang juga digunakannya untuk menggeluti usaha konveksi. Selain menggarap sendiri pesanannya, dia juga memberdayakan tetangganya.
Nawawi menunjukkan tempat kerjanya pembuatan pakaian jadi. Foto Rabu Sipan. |
Di ruang tamu rumah tersebut terlihat beberapa tumpukan pakaian
jadi siap kirim, Selasa (10/5/2016). Selain itu juga tampak beberapa kain bahan yang akan di potong sesuai pola.
Sedangkan di ruang sebelah terdapat banyak pakaian jadi yang belum dilipat dan
dikemas, serta beberapa mesin jahit dan mesin obras.
Nawawi , begitu dia biasa disapa, menceritakan, usahanya ini awalnya
dia kerjakan sendiri. Setelah pakaian jadi yang dia buat diminati di pasaran, dia pun
memutuskan untuk mengambil tenaga penjahit dengan memberdayakan tetangganya.
“Dengan memberdayakan beberapa ibu rumah tangga, aku berharap itu jadi pekerjaan sambilan dan hasilnya bisa buat tambah-tambah penghasilan untuk
membantu kebutuhan keluarga,” kata Nawawi yang tercatat sebagai pengurus Pemuda Ansor Kecamatan Gebog, kepada Seputarkudus.com.
Dia menjelaskan, pekerjaan menjahit pakaian itu dikerjakan ibu-ibu tetangganya di rumah
masing-masing. Dan upahnya dihitung secara borong. Biasanya mereka bisa menerima
antara Rp 600 ribu sampai Rp 1 juta per bulan, tergantung banyak atau sedikitnya
pakaian yang mereka buat.
Saat ini ada empat tetangganya yang membantu mengerjakan pesanan. Mereka biasanya mengambil bahan lalu dikerjakan
di rumanya. “Untuk finishing-nya aku memperjakan anak-anak sekolah. Lumayan lah
buat bantu-bantu mereka bayar sekolah dan buat uang saku,” ujar Nawawi yang telah melepas masa lajangnya beberapa pekan lalu.
Sekarang ini ada tiga orang anak yang membantunya melakukan finishing pembuatan baju. Mereka datang ke rumahnya untuk memasang kancing, membuat lubang kancing, dan lain sebagainya.
Nawawi menambahkan, konveksinya itu saat ini hanya membuat baju seragam sekolah. Pesanan tidak hanya dari Kudus, tapi juga sejumlah daerah di luar Jawa. “Sekarang ini pesanan selain dari Kudus
juga datang dari Semarang, serta sejumlah daerah di luar Jawa” kata Nawawi, seraya berharap usahanya ini terus berkembang dan maju sehingga bisa
memberdayakan lebih banyak tetangganya.