SEPUTARKUDUS.COM, SIMPANG TUJUH – Di pojok tenggara Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus terdapat beberapa
remaja menggendong, musang. Ada pula di antara mereka yang berlari-lari
mengejar hewan pengerat itu, setelah dilepaskan. Mereka adalah para pecinta musang yang tergabung dalam Muria Musang Club (MMC). Mereka mengaku lebih
memilih musang sebagai hewan peliharaan karena hewan tersebut tidak jorok.
![]() |
Komunitas Muria Musang Club (MMC) berkumpul di Alun-Alun Simpang Tujuh Kudus saat Car Free Day. Foto: Prabu Sipan |
terhadap hewan tersebut, memelihara musang itu mudah dan tidak ribet, karena
musang itu bukan hewan yang jorok. Mandiinya mudah cukup kain dicelupkan ke air kemudian dibasuh ke seluruh tubuhnya. Itu pun tidak harus setiap hari, sepekan sekali juga sudah cukup.
Sedangkan
untuk makanan musang, katanya, tidak terlalu menguras kantong. Kalau
uang pas-pasan tiap hari diberi nasi kecap juga mau. Tetapi bagi yang
berduit biasanya dikasih makan nasi dengan lauk kepala ayam.
“Pemberian vaksin diusahakan rutin. Karena untuk kesehatan si musang,
maksimal tiga bulan sekali, tetapi lebih bagusnya sebulan sekali. Kalau bisa
dalam sepekan sekali si musang juga dikasih makan buah pisang atau pepaya,” kata Boim
kepada seputarkudus.com, Minggu (29/5/2016).
MMC di antaranya, Musang Bulan, Musang Akar, Musang Pandan, dan, Musang Lokality.
MMC, katanya, dibentuk pada September tahun 2012 dengan anggota tak lebih dari sepuluh orang. Saat ini anggota mereka sudah lebih dari 20 orang. Kegiatan MMC berkumpul sepekan sekali saat Car Free Day, mereka saling berbagi cerita antara anggota satu dengan yang lainnya.
kegiatan sosial. Di anataranya pada Ramadan mengadakan buka bersama anak yatim piatu, membagikan takjil ke anak-anak
jalanan, dan lain sebagainya,” ungkap Boim warga Kelurahan
Wergu Wetan tersebut.