![]() |
Kundori, penjaga Klenteng Hok Hien Bio, Jalan A Yani Desa Getas Pejaten, Kudus. Foto: Imam Arwindra |
“Tuku mobil, duite Nyah Bancan tah piye?” Demikian masyarat Kudus menggunakan ungkapan itu untuk menggambarkan hal yang sulit dilakukan terkait keuangan. Ungkapan tersebut juga menunjukkan nama Nyah Bancan lekat di telinga masyarakat karena kekayaannya.
Di Jalan A Yani Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati, Kudus, berdiri sebuah kelenteng bernama Hok Hien Bio. Kelenteng tersebut menandai lingkungan Getas Pejaten yang berbatasan dengan Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota, yang banyak dihuni masyarakat etnis Tiong Hoa.
Bancan di zamannya termasuk orang yang tersohor karena kaya raya. Dia terkenal karena menjual
jamu dan menyewakan perangkat gong untuk pertunjukan wayang kulit.
Selain menjual jamu, kata Kundori, Nyah Bancan juga
menyewakan Gong untuk pertunjukan wayang kulit. Seiring perkembangan, tidak hanya gong, tapi juga menyewakan seluruh perlengkapan pertunjukan wayang.
itu miliknya Nyah Bancan,” tambahnya.
kaya. Apalagi gongnya banyak, orang tersebut pasti terkenal. “Zaman dulu
perlengkapan pertunjukan wayang masih langka, tidak seperti sekarang. Jadi gong dan perlengkapan pertunjukan wayang banyak disewakan ke daerah-daerah Kudus dan sekitarnya,” tambahnya.
Rumah Nyah Bancan Hingga Kini Masih Ada
Kundori mengungkapkan, rumah milik Nyah Bancan hingga saat ini masih ada, tak jauh dari
klenteng. “Dari perempatan (klenteng) lurus sekitar 100 meter hingga ada
gerbang yang di atasnya ada patung macan dan burung. Rumahnya masuk
Panjunan,” tuturnya.
![]() |
Gerbang rumah milik Nyah Bancan, Jalan Agus Salim, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Kota, Kudus. Foto: Imam Arwindra |
Rumah milik Nyah Bancan, kata Kundori, saat ini sudah dibagi dua.
Satu bagian ditempati Gie Wa dan satunya lagi ditempati E Gua. Dia menjelaskan, Gie Wa adalah cucu Nyah Bancan, yang sekarang melanjutkan bisnis jamu.
“Sedangkan E Gua melanjutkan penyewaan gong. Gie Wa sudah meninggal, sekarang digantikan anaknya Chan Yan Sin,” tambahnya. (Baca juga: Jamu Nyah Bancan Diwariskan Generasi Keempat, Perlengkapan Gong Masih Tersimpan (2) )