SEPUTAR KUDUS – Suasana Alun-alun Kudus Kota Kretek. |
SEPUTAR KUDUS – Jauh sebelum masa kemerdekaan, Kudus telah dikenal sebagai Kota Kretek. Ini tak terlepas sejarah panjang ditemukannya rokok kretek oleh seorang warga Kudus bernama Haji Jamhari, masa keemasan industrialisasi rokok kretek merek Bal Tiga milik Nitisemito, hingga saat ini Kudus yang masih didominasi industri rokok kretek dalam perekonomian.
Haji Jamhari hidup pada masa akhir abad 19. Rokok kretek ditemukannya, bermula dari niatnya mengobati sesak dada yang diderita. Dia mengoleskan minyak cengkih ke dadanya, dan merasakan hal yang berbeda. Sesak dadanya sembuh, dan dia percaya cengkeh bisa mengobati sesak dada.
Haji Jamhari kemudian melakukan eksperimen. Dia merajang cengkeh, dan kemudian mencampurkannya dengan tembakau untuk dibuat rokok. Rokok campuran tembakau dan cengkeh yang dibungkus kuling jagung kering (klobot) tersebut dia gunakan untuk obat, saat sesak dadanya kambuh.
Rokok obat buatannya pun, kemudian disosialisasikan kepada keluarga dan kerabat dekatnya. Semakin lama, banyak tetangga dan masyarakat di Kudus ingin membelinya untuk dijadikan obat. Permintaannya pun, semakin hari semakin meningkat. Masyarakat secara arbitari menyebut rokok obat buatan Haji Jamhari sebagai rokok kretek. Disebut rokok kretek, karena rokok tersebut jika dibakar berbunyi “kretek-kretek”.
Nitisemito |
Sekitar sepuluh tahun kemudian, rokok tersebut sangat terkenal. Nitisemito, kemudian mempunyai ide untuk melakukan industrialisasi terhadap produk rokok kretek. Dia memulai usahanya itu pada 1906, dan dua tahun kemudian karena usahanya berkembang pesat, dia mendaftarkan merek produk rokoknya Tjap Bal Tiga.
Setelah masa kemerdekaan, industri rokok kretek berkembang sangat pesat di Kudus. Sejumlah peruhaan mulai menggunakan mesin pelinting untuk memproduksi rokok. Hingga kini, sejumlah perusahaan rokok di Kudus yang masih eksis dan memiliki nama besar, di antaranya Sukun (W-Mild), Nojorono (Clas Mild), dan Djarum.
Berdasarkan sejarah singkat tersebut, sebutan Kudus sebagai Kota Kretek sangat tak berlebihan. Meskipun tak ada kesepakatan atau pengukuhan secara formal, sebutan tersebut tak bisa dimungkiri telah mafhum di kalangan masyarakat Kudus, bahkan Indonesia. Untuk semakin mengenalkan Kudus Sebagai Kota Kretek, Pemkab Kudus yang difasilitasi PT Djarum membangun Gerbang Kudus Kota Kretek di kawasan Taman Tanggul Angin. (Mase Adi Wibowo)
*Diolah dari Wikipedia