BETANEWS.ID, JEPARA – Delapan objek wisata di Kabupaten Jepara menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hasil penarikan retribusi tiket mencapai hampir Rp1 miliar selama masa libur lebaran Idulfitri 1466 Hijriah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara, Moh Eko Udyyono mengatakan capain tersebut melebihi jumlah yang ia targetkan selama masa libur lebaran. Capain tersebut juga mengalami peningkatan dibanding tahun lalu.
Baca Juga: Jalan Provinsi Jepara-Kelet Bakal Dibeton Mulai Senin Depan
“Kita libur lebaran targetnya di angka Rp500 juta ini hampir Rp1 miliar, di angka Rp988.594.000. Kalau tahun lalu Rp754.706.000, Alhamdulillah,” katanya pada Sabtu, (12/4/2025).
Dengan capain tersebut ia mengaku optimistis, target PAD dari obyek pariwisata selama tahun 2025 yaitu Rp6,2 miliar mampu tercapai pada tahun ini. Sebab jumlah pengunjung pada awal tahun ini saja menurutnya mengalami lonjakan.
“Ini merupakan langkah positif, di tahun 2025 target Rp6,2 M Insyaallah akan kita kejar bisa tercapai. Tahun 2025 jumlah pengunjung Alhamdulillah semakin meningkat,” katanya.
Target tersebut ia mengatakan mengalami peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2023, dari target Rp5,9 miliar baru tercapai Rp3,4. Kemudian tahun 2024, dari target yang sama yaitu Rp5,9 miliar mampu tercapai Rp4,964.
“Sehingga di tahun 2025 ini kita usahakan bisa terealisasi sampai di Rp6 M,” tambahnya.
Jumlah pengunjung objek wisata selama masa libur lebaran di Kabupaten Jepara yaitu mencapai 100,261 pengunjung.
Baca Juga: DPRD Jepara Ingatkan Pemkab Agar Komitmen Wujudkan Program Jepara Mulus
Dengan rincian 23,876 pengunjung di Pantai Kartini, 28,079 pengunjung di Pantai Bandengan, 4,156 pengunjung di Kura-Kura Ocean Park, 4.756 pengunjung di Pulau Panjang, 1.260 pengunjung di Pantai Benteng Portugis, 253 pengunjung di Museum Kartini, 6.266 pengunjung di Pulau Karimunjawa, dan 31,655 pengunjung di Pantai Teluk Awur.
“Meningkatnya jumlah pengunjung di libur lebaran 2025 ini ada beberapa faktor, seperti lebih panjangnya libur cuti bersama dan adanya kebijakan (WFA) work from anywhere,” jelasnya.
Editor: Haikal Rosyada
