31 C
Kudus
Selasa, Maret 18, 2025

PPO PT Djarum Mampu Olah 50 Ton Sampah Organik Sehari

BETANEWS.ID, KUDUS – PT Djarum sejak 2018 mendirikan Pusat Pengolahan Organik (PPO) di Djarum OASIS Kretek Factory Kabupaten Kudus. Setiap harinya, PPO mampu mengolah 50 ton sampah organik. 

Hal ini tentu sangat membantu Kabupaten Kudus dalam pengelolaan sampah. Apalagi, Kudus sempat terjadi darurat sampah, ketika Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjungrejo disegel warga.

Director of Communications Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara, menjelaskan, pupuk kompos yang dihasilkan dari pengolahan sampah organik dimanfaatkan sebagai pupuk program penanaman pohon yang selama ini dilakukan oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF). Selain itu, kompos juga diberikan kepada warga.

-Advertisement-

Baca juga: Djarum Foundation Punya Mesin Pengolah Sampah Organik yang Hasilkan 50 Ton Pupuk Sehari

“Kami juga mempersilakan bagi warga, komunitas atau instansi yang memerlukan kompos, bisa ambil di PPO,” bebernya, Rabu (26/2/2025).

Staf Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Astrid Widiasari, mengatakan, selama ini pihaknya mendapakan suplai sampah organik dari hasil perimbasan pohon, rumah makan, restoran, sekolah, pasar, masyarakat, perusahaan, dan lainnya. 

“Pengambilan sampahnya dibantu oleh 370 mitra yang berkolaborasi dengan kami. Tentu kami menyambut baik para mitra ini. Mereka mau meluangkan waktu untuk memilah sampah merupakan hal yang bagus,” ujarnya. 

Dia mengatakan, sampah organik yang sampai di PPO kemudian dilakukan pemilahan lagi dan dimasukan ke mesin pencacah. Sampah yang masih kasar dimasukkan kembali ke mesin pencacah lainnya agar lebih lembut lagi.

Baca juga: Djarum Foundation Hijaukan 567 Hektare Bukit Patiayam Hanya dalam 4 Tahun

“Dalam proses pencacahan dan pengolahan tersebut kami tambahkan arang dan kotoran ayam. Arang berfungsi untuk menambah heterogen dan kotoran ayam sebagai tempat tinggal mikroba,” bebernya. 

Selanjutnya, kata dia, sampah organik yang sudah diolah lalu difermentasi selama enam bulan agar jadi kompos. Setelah itu, kompos atau pupuk organik siap digunakan.

“Selama ini pupuk kompos digunakan untuk kegiatan penanaman pohon yang dilakukan oleh BLDF. Sebagian dibagikan ke instansi maupun masyarakat,” imbuhnya. 

Editor: Ahmad Muhlisin

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERPOPULER