BETANEWS.ID, JEPARA – Memasuki musim penghujan, petani di Kabupaten Jepara mulai waspada lahan sawah yang baru ditanami padi pada Bulan Januari lalu terancam kembali gagal panen akibat terendam air.
Muh Suharjo (48), salah satu petani yang berasal dari Desa Sidigede, RT 12 RW3, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara bercerita selama musim penghujan lahan sawah yang ia garap, kondisinya saat ini mulai terendam air.
Baca Juga: Masih Rusak Parah, DPRD Minta PLTU Ikut Betonisasi Jalan Jepara-Kelet
“Iya ini mulai terendam air, padinya jadi sulit tumbuh, soalnya lahan sawahnya terlalu banyak air, jadi tumbuhnya agak sulit,” katanya saat ditemui di area persawahan Desa Bandungrejo, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Sabtu (8/2/2025).
Ia mengatakan jika intensitas hujan terus terjadi sampai Bulan Maret mendatang, ia khawatir sawah seluas 3/4 hektare yang ia garap tidak bisa menghasilkan padi atau gagal panen.
Hal serupa juga turut dikhawatirkan oleh Sunoto (60), salah satu Petani yang berasal dari Desa Sidigede, RT 14 RW 3, Kecamatan Welahan. Ia bercerita saat ini sedang menanam padi di lahan seluas 3/4 hektare di area sawah yang berada di Desa Teluk Wetan, Kecamatan Welahan.
Meskipun saat ini kondisi lahannya masih aman, namun saat musim penghujan area sawah yang berada di Desa Teluk Wetan menurutnya juga rawan terendam air.
“Ini nanti kalau masih hujan terus, ya was-was juga kalau gagal panen, soalnya sawah sini tiap tahun rawan,” katanya saat ditemui di area lahan sawah Desa Teluk Wetan, Kecamatan Welahan.
Baca Juga: Dikeluhkan Pedagang, Pemkab Anggarkan Rehabilitasi Pasar Mayong Rp180 Juta
Ia mengatakan, area lahan sawah yang berada di Desa Teluk Wetan sampai Bandungrejo yang berada di sepanjang aliran Sungai SWD II rawan terendam air karena saluran pembuangan air yang berada di area sawah tersebut tidak berfungsi dengan maksimal.
“Setiap musim seperti ini, air pasti nyumbat, ngga bisa ngalir dengan lancar. Harapannya pembuangan air ke sungai ini bisa difungsikan, terus pintu air ke sunga ini ukurannya kurang besar. Jadi kalau musim penghujan terendam air, kalau kemarau airnya ngga ada,” ujarnya.
Editor: Haikal Rosyada