BETANEWS.ID, KUDUS – Video viral memperlihatkan kondisi jalan yang terlihat rusak akibat dilewati kendaraan roda dua. Dalam video berdurasi 17 detik itu menarasikan “Gak sido dadi dalanem, le, lagi dadi wes dipleyok-pleyok ngene ki, matol Iki, ya Allah seng dandani sewengi saakene. MasyaAllah koyok gak due doso.“
Lokasi pembangunan jalan yang tengah viral itu berada di Desa Medini sampai Desa Terangmas, Kecamatan Undaan. Kejadian tersebut diduga terjadi pada, Rabu (13/11/2024) malam.
Pantauan lokasi, terlihat jalan tersebut memang dalam kondisi yang membahayakan karena bekas ban dengan kedalaman bervariasi. Untungnya, proyek jalan tersebut baru pengecoran dasarnya saja.
Baca juga: Betonisasi Jalan Ahmad Yani Kudus Hanya di Titik Lampu Lalin, Ini Alasannya
Salah satu warga, Joyo Suprapto mengatakan, pelaku yang melalui jalan yang baru diperbaiki itu tidak sopan. Menurutnya, banyak warga terutama dari arah Timur atau dari arah Desa Terangmas yang nekat nerabas, hingga jalan rusak.
“Sangat tidak baik dan tidak sopan yang melalui jalan ini. Padahal sudah ada petunjuknya tapi yang namanya orang banyak, ada yang nekat nerabas,” bebernya saat ditemui di lokasi.
Sementara itu, Camat Undaan, Arif Budiyanto menuturkan, akses jalan Desa Medini menuju Terangmas itu memang baru benolnya saja. Namun, masyarakat tahunya sudah selesi dicor.
“Viralnya video itu karena memang ketidaktahuan masyarakat. Setahunya itu pengerjaan pengecoran padahal itu baru dasaran awal, sebelum tindakan pengecoran yang sebenarnya,” ungkapnya.
Baca juga: Jembatan Babalan-Kutuk Selesai Dibangun, Lebih Lebar dan Kendaraan Tak Lagi Antre
Pihaknya saat ini sudah melakukan konfirmasi ke pihak Dinas PUPR Kabupaten Kudus, bahwa pengerjaan benolnya sudah ditindaklanjuti. Menurutnya, mulai hari ini akan diberikan tanda atau rambu-rambu ada perbaikan jalan di sana.
“Imbauannya, kita sudah komunikasikan ke pihak desa dan PUPR. Hari ini ditindaklanjuti akan segera akan dibuatkan rambu agar masyarakat tahu jalan dalam proses pengerjaan, jadi tidak boleh dilewati dulu,” imbuhnya.
Editor: Ahmad Muhlisin
