BETANEWS.ID, JEPARA – Inovasi Gas Metan atau gas sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bandengan, Kecamatan/Kabupaten Jepara saat ini tersendat akibat pengaruh kemarau panjang sejak Bulan Agustus lalu.
Aris Setiawan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara mengatakan produksi gas tersebut sudah dimulai sejak tahun 2013. Gas Metan merupakan gas yang dihasilkan dari tumpukan sampah organik dengan kadar air tertentu.
Baca Juga: Mudahkan Akses Informasi Masyarakat, Pemkab Jepara Pasang Dua Videotron
Gas bisa diproduksi secara maksimal jika sampah tersebut memiliki kadar air cukup atau dalam keadaan lembap.
“Dalam keadaan (sampah) kering sebenarnya bisa, tetapi kandungannya sangat kecil. Sehingga kendala saat ini karena cuaca panas kandungan gas metannya jadi berkurang,” katanya saat ditemui di Kantor Setda Jepara, Jumat (18/10/2024).
Gas metan yang dihasilkan tersebut bisa dimanfaatkan untuk memasak makanan. Sejak tahun 2014-2023, produksi gas metan tersebut telah disalurkan kepada 45 warga di Desa Kuwasen, Kecamatan/Kabupaten Jepara yang berada di sekitar TPA Bandengan.
Mereka tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Warga yang rumahnya menyambung gas tersebut juga bisa menikmati secara gratis atau tidak dipungut biaya oleh pengelola dari TPA Bandengan. Namun biasanya, warga yang menyalur iuran secara pribadi untuk merawat pipa yang menyalurkan gas metan.
“Gratis, (pipa) saluran dari TPA kita tidak memungut biaya. Tapi untuk KSM ada biaya kas yang mungkin harus diwajibkan untuk diisi oleh warga masyarakat yang menerima manfaat guna pemeliharaan oleh mereka sendiri,” ujarnya.
Meskipun produksi gas metan yang tersalur ke masyarakat saat ini tersendat atau terhenti, namun produksi gas metan yang di TPA Bandengan masih bisa digunakan. Produksi gas tersebut menurutnya masih bisa diusahakan dengan menyiram tumpukan sampah di TPA Bandengan. Tetapi penyiraman tersebut tidak dilakukan karena mempertimbangkan hal lain.
“Air tersebut lebih baik disalurkan ke masyarakat yang saat ini juga terdampak kekeringan,” katanya.
Baca Juga: Modus Tawari Pekerjaan, Perempuan Asal Jepara Hendak Jadi Korban Pencabulan
Ia memperkirakan, Bulan November nanti, saat intensitas hujan mulai turun, produksi gas metan bisa dimanfaatkan kembali oleh masyarakat.
“Kami upayakan saat cuaca mulai turun hujan atau cuaca mulai lembap (gas metan) bisa disalurkan kembali ke masyarakat,” pungkasnya.
Editor: Haikal Rosyada