BETANEWS.ID, PATI – Beberapa seniman perupa lintas umat beragama berpartisipasi dalam kegiatan melukis on the spot di depan Klenteng Tjoe Tik Bio, Desa Kauman, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Minggu (18/8/2024). Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Pesantren Maholi’ul Falah (IPMAFA) Pati dalam rangka Gebyar Karya Seni Kebhinekaan.
Selain diikuti seniman lokal dari Pati, kegiatan ini juga diikuti pelukis dari berbagai daerah di Indonesia, di antaranya, Kudus, Jepara, Semarang, Solo, Jambi, Riau, Aceh, NTB, dan Sulawesi.
Bahkan, ada juga seniman dari Negeri Jiran Malaysia. Bukan hanya itu saja, ada pula pelukis yang memiliki keterbatasan tuna wicara dari Alumni ISI Yogyakarta.
Baca juga: Padukan Teknik Sinematografi di Teater, Liang Langit Sukses Teror Ratusan Penonton di Kudus
Dosen Pembimbing KKN IPMAFA Pati, Sahal Mahfud mengatakan, kegiatan melukis on the spot ini merupakan salah satu rangkaian program KKN Daksa Abisatya IPMAFA Pati di Desa Kauman.
“Tujuan kegiatan ini adalah dalam rangka menguatkan Desa Kauman sebagai Desa Pancasila. Salah satunya adalah kegiatan melukis on the spot yang dihadiri seniman lukis dari berbagai daerah di Indonesia,” ujarnya.
Dia menyebut, setelah kegiatan tersebut, nantinya akan diadakan pameran lukisan Kebhinekaan di Rumah Kebhinekaan Desa Kauman.
“Jadi selama kurang lebih 20 hari ada pameran lukisan Kebhinekaan. Yang mana, ketika sudah ada yang laku, nanti hasilnya untuk pelukisnya dan Rumah Kebhinekaan Desa Kauman,” imbuhnya.
Baca juga: Pojok Pasar Gabus Disulap jadi Panggung Pertunjukan Tari yang Memukau
Sementara itu, salah satu seniman kaligrafi, Muhammad Assiry mengatakan, acara melukis on the spot di Juwana sangat keren dan berjalan sukses.
“OTS yang diselenggarakan KKN IPMAFA Pati ini memang sangat luar biasa sekali dan saya sangat mengapresiasi. Banyak seniman yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia. Seniman-seniman senior hadir,” ucapnya warga Kudus itu.
Ia juga menyebut, bahwa seniman yang hadir untuk berpartisipasi dalam melukis tersebut juga memiliki latar belakang yang berbeda dan disabilitas.
Editor: Ahmad Muhlisin