BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang pedagang di Pasar Kaliputu terlihat sedang menyortir bawang merah yang sudah tak layak untuk di jual. Tampak bawang-bawang yang sudah mendekati busuk berserakan di sampingnya. Ia tak lain adalah Rini, pedagang sembako di pasar tersebut.
Sambil memilah bawang, Rini berbagi cerita kepada Betanews.id tentang dagangannya itu. Ia mengungkapkan, kini harga bahan pokok masih belum stabil dan tidak bisa diprediksi naik turunnya. Terkhusus sayur, Rini mengeluhkan karena harganya terus naik, bahkan kenaikan mencapai lebih dari 100 persen.
“Harga sembako belum stabil, apalagi sayuran, saat ini sedang naik. Semula bayam akar harganya satu ikat itu cuma Rp3 ribu sekarang jadi Rp6 ribu. Contoh lain bayam potong, harga awalnya Rp5 ribu jadi Rp 12 ribu per ikat,” ungkapnya saat ditemui di Pasar Kaliputu, Rabu (27/3/2024).
Baca juga: Sudah Dua Kali Lebaran Penjual Toples di Pasar Kliwon Ini Sepi Pembeli
Harga dagangan yang tidak stabil itu membuat penghasilan Rini jadi menurun. Menurutnya, penjualan dari awal Ramadan hingga menjelang Lebaran malah menurun terus. Jika sebelumnya omzet Rini bisa mencapai Rp4-5 juta sehari, kini menurun jadi Rp3 juta.
“Itu kotornya, kalau bersih, ya, mungkin cuma dapat Rp500 ribu. Meski menurun tapi masih tetap lumayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” beber warga Demak itu.
Baca juga: Penjualan Kembang Api di Kudus Menurun Drastis
Ia mengaku jika akhir-akhir ini sering membuang barang karena tidak layak dijual. Menurutnya, karena harga naik membuat dagangannya menjadi kurang laku.
“Saya berjualan itu lebih mementingkan kualitasnya, karena bagi saya kepuasan dan kebutuhan pelanggan itu menjadi prioritas. Kalau pelanggan puas pasti kan mereka bakal kembali lagi dan kita juga bakal mendapat kepercayaan dari pelanggan,” bebernya.
Penulis: Ihza Miftahul Huda, Mahasiswa Magang Unisnu
Editor: Ahmad Rosyidi
