BETANEWS.ID, KUDUS – Petani Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, memprotes pembangunan jembatan di Sungai Kardimah. Warga naik pitam karena proyek itu menutup akses air irigasi sawah untuk musim tanam pertama (MT 1).
Bahkan, puluhan petani sempat hendak membongkar kisdam (bendungan air) yang sengaja dibuat agar air tak mengganggu proyek. Namun, uapaya itu berhasil digagalkan setelah petani diajak untuk rembugan di Balai Desa Karangrowo, Jumat (27/10/2023).
Ketua Gapoktan dan P3A Desa Karangrowo, Hawi Sukamto, mengatakan, pembangunan itu berdampak pada ribuan hektare sawah di empat desa yakni Desa Karangrowo, Ngemplak, Payaman, dan Mejobo, tidak teraliri air sama sekali untuk menjalankan MT1.
Baca juga: MT 1 Molor, Petani Undaan Saling Berebut hingga Bertengkar Gara-Gara Air
“Kemarin itu semua petani mau membongkar paksa tambak (pembangunan jembatan) itu, tapi tidak jadi, karena saya lerai. Ternyata mereka mau dikondisikan dan menyelesaikan masalah dengan baik. Kemudian kita adakan audiensi di sini,” ungkap Hawi.
Hawi mengaku, pembangunan itu tidak ada pemberitahuan sebelumnya kepada pihak petani ataupun P3A.
“Saya merasa kecewa, bahwa ada bangunan di situ itu tidak pernah memberitahu kepada P3A, apa guna bangunan itu, tidak ada pemberitahuan sama sekali. Sampai petani bilang saya, masak jenengan tidak tahu ada bangunan itu, karena memang tidak ada pemberitahuan,” ujarnya.
Baca juga: Harga Gabah Mahal, Bantuan Benih untuk Petani di Kudus Tertunda
Sementara, Mantri Pengairan Undaan 2 dan 3 Dinas PSDA, Solikhin menanggapi, pembangunan jembatan dan pintu air itu merupakan pembangunan dari Bina Marga, PUPR Kudus. Menurutnya, pembangunan itu baru dilaksanakan sejak Kamis (26/10/2023).
“Fungsi bangunan itu nantinya untuk jembatan dan pengaturan air di wilayah desa Karangrowo. Sebenarnya pengadaan proyek ini sudah diajukan sejak tahun lalu, tapi baru terlaksana tahun ini,” paparnya.
Editor: Ahmad Muhlisin
