31 C
Kudus
Jumat, September 22, 2023

Sarasehan Bareng Forum Kalen, Joko Elysanto Ajak Kudus Melek Aksara Jawa

BETANEWS.ID, KUDUS – Sejumlah lagu dengan lirik bahasa jawa menggema di Kebun Pecuk Pecukilan, Kecamatan Bae, Kudus, Kamis (11/8/2023) malam. Lagu-lagu yang dinyanyikan Genk Kobra malam itu, seolah menghanyutkan para tamu undangan Sarasehan Budaya bertajuk Petroek Metani Sidji-Sidji untuk bergoyang. Ada yang berdiri maju ke depan ikut berjoget, ada pula yang masih duduk sambil menggerakan kaki, tangan hingga kepala.

Usai menikmati beberapa lagu pembuka, Fauzan Hidayatullah, anggota Forum Kamis Legen (Kalen) yang didapuk sebagai pembawa acara kemudian maju ke depan membuka acara. Menurutnya, sarasehan yang akan membahas tentang Aksara Jawa itu seperti mempelajari kitab suci.

Baca Juga: Sukses Gelar Kirab Kuliner, di Jetak Kembang Kudus Akan Punya Budaya Baru

“Aksara Jawa ini jika ditanamkan akan jadi jimat, sama halnya seperti Al-quran. Bisa membentuk prilaku,” ungkap dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang itu sebelum mempersilahkan Djoko Herryanto, penasihat Forum Kalen.

Pria yang akrab disapa Petroek van Loano (PvL) itu bercerita, pertama kali bertemu Joko Elysanto yakni di tahun 2006. Pertemuan tersebut ketika Gank Kobra ikut mendukung dan menyemangati masyarakat PaRaKu (Pati Jepara Kudus) dalam perjuangan menolak rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) fisi di Jepara tahun 2006-2007.

Ia bersyukur gerakan tersebut berhasil menghalau rencana pemerintah untuk membangun PLTN. PvL menjelaskan, pada prinsipnya adalah pembangkitan energi melalui reaksi berantai nuklir inti, seperti bom nuklir yang diledakkan di Hirosima dan Nagasaki. Hal itu merupakan pembangkitan energi yang sangat penuh risiko dan berbahaya.

“Jika terjadi kecerobohan dengan melelehnya reaktor dan menimbulkan kebocoran radiasi, tanah dan air akan tercemar untuk waktu yang sangat lama dan tidak bisa dimanfaatkan untuk mahluk hidup. Kalau waktu itu kita kalah, saya yakin dalam waktu tiga tahun akan ada kebocoran dan tidak ada acara hari ini,” katanya disambut tepuk tangan.

Memasuki acara inti, Joko Elysanto mulai membuka laptop dan menjelaskan tentang gerakan literasi Aksara Jawa yang ia lakukan di Yogyakarta. Gerakan tersebut ia mulai sejak tahun 2012. Setelah belajar kurang lebih sekitar tiga tahun, ia kemudian membuat buku berjudul Gaul Aksara Jawa yang terbit tahun 2015. Buku tersebut berisi tentang cara belajar bahasa jawa berdasarkan dari sejarah.

“Kalau sekedar nulis itu cepat, tapi kenapa belajar aksaran jawa jadi momok bagi anak. Jadi saya memetakan untuk dipelajari sesuai jenjang pendidikan dengan cara yang menyenangkan. Saat ini kan tantangannya zaman modern. Nah itu yang sedang saya kerjakan,” ungkap pria kelahiran Keprabon, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah itu.

Ia juga menunjukan website yang hasil kongres Aksara Jawa yang diberi nama salin saja, kongresaksarajawa.id. Website tersebut bisa digunakan seperti google translate, yang bisa merubah Bahasa Indonesia menjadi tulisan Aksara Jawa.

“Aksara Jawa ini bisa membuat kita menjadi pendengar yang baik. Kalau menulis harus menunggu sampai kalimatnya selesai dulu,” terangnya sambil mempraktekan menulis di website kongresaksarajawa.id.

Tak hanya menjelaskan tentang cara belajar Aksara Jawa. Joko juga memberi saran agar Kota Kretek memiliki bangunan-bangunan ikonis bertuliskan Aksara Jawa. Menurutnya, hal itu bisa dijadikan langkah awal untuk mengenalkan Aksara Jawa bagi generasi muda.

“Kalau ada bangunan seperti itu pasti anak muda akan foto-foto di sana. Nanti lama-lama juga mereka penasaran artinya dan mencari tahu cara membacanya. Di produk-produk ekonomi kreatif juga bisa, kemasannya pakai Aksara Jawa. Saya sudah melakukan dan bisa memiliki nilai jual,” jelas bapak emapt anak itu.

Baca Juga: Festival Tungguk Tembakau, Tradisi Penanda Musim Panen Tembakau di Senden Boyolali

Sebelum mengkahiri acara, Mutrikah, selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kudus juga ikut mengpresiasi sarasehan malam itu. Ia mengaku tergugah untuk ikut gerakan bangga Aksara Jawa.

“Saya sangat senang malam ini mendapat banyak ilmu dan saran. Jujur saja kendala kami itu ada pada anggaran. Anggaran kami itu setelah pendidikan dan ekonomi, baru sisanya untuk kebudayaan. Itupun jadi satu dengan anggaran pariwisata. Tapi semoga tahun depan bisa kita anggarkan,” tambahnya.

Editor: Haikal Rosyada

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

33,383FansSuka
13,322PengikutMengikuti
4,308PengikutMengikuti
118,000PelangganBerlangganan

TERPOPULER