BETANEWS.ID, DEMAK – Yayasan Sunan Kalidjogo membuat minyak khusus untuk Tradisi Penjamasan Pusaka Sunan Kalijaga yang dilakukan setiap 10 Dzulhijjah. Minyak bernama lisah sepuh itu akan digunakan untuk mencuci dua pusaka, yakni yakni Kiai Cerubuk dan Kiai Kotang Ontokusumo.
Yang menarik, Menurut salah satu tim pembuat minyak penjamasan, Hermin, proses pembuatan minyak tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang, melainkan hanya dikerjakan oleh para ahli waris yang sudah menopause atau sepuh. Tidak hanya itu, personel pembuat minyak penjamasan pusaka Sunan Kalijaga juga harus ganjil.
“Membuat minyak itu dilakukan pada Selasa Kliwon dan syaratnya harus puasa, agar minyak itu punya kekuatan,” beber dia, Selasa (13/6/2023).
Baca juga: Jelang Tradisi Grebeg Besar, Bupati Demak Sowan ke Kasepuhan Kadilangu
Hermin menjelaskan, untuk mengawali pembuatan minyak, para ahli waris melantunkan doa terlebih dahulu. Kemudian kelapa hijau diberikan secara simbolis oleh juru kunci makam Sunan Kalijaga dan diserahkan kepada ahli waris. Setelah jadi, minyak dikembalikan dari para sesepuh kepada pembina Yayasan Suan Kalidjogo, untuk disimpan sampai waktu penjamasan.
Sedangkan kelapa yang digunakan, lanjut Hermin, berjumlah sembilan buah yang diambil langsung dari pohon tanpa terjatuh. Posisi pohon harus dipastikan menghadap Tenggara, karena dipercaya memiliki kualitas yang lebih bagus.
“Karena itu kan dekat dengan matahari, supaya menghasilkan kelapa yang bagus. Jadi minyak itu untuk penjamasan bisa bermanfaat bagi kita semua,” imbuhnya.
Baca juga: Perang Obor, Puncak Sedekah Bumi Tegalsambi yang Telah Ada Ratusan Tahun
Pembina Yayasan Sunan Kalidjogo Kadilangu Demak Raden Agus Supriyanto menambahkan, hasil minyak yang telah dibuat akan dicampur dengan jenis lainnya saat hari penjamasan tiba.
“Pada hari H nanti, minyak lisah sepuh dicampur dengan minyak cendana, melati, kenanga, keraton, dan sebagainya dicampur untuk menjamasi pusaka dibawa ke makam Sunan Kalijaga,” pungkasnya.
Editor: Ahmad Muhlisin